Windows Phone Picu Keretakan Hubungan Eks Bos Microsoft dengan Bill Gates
Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft, mengaku hubungan persahabatannya menjadi retak dengan Bill Gates
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft, mengaku hubungan persahabatannya menjadi retak dengan Bill Gates, pendiri Microsoft, karena ide membuat smartphone Windows Phone.
Hal itu diceritakan Ballmer dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, seperti dikutip KompasTekno, Senin (7/11/2016).
Ballmer berkisah, saat merilis Windows Phone pertama pada Oktober 2010, Gates dan beberapa anggota direksi Microsoft lainnya kesal dengannya.
"(Kondisi) Itu bukan hal yang mudah bagi kami berdua," ucap Ballmer.
"Ada sedikit perbedaan pendapat tentang arah strategis perusahaan kala itu," lanjutnya.
Ballmer mengakui awalnya hubungan antara dirinya dengan Gates sudah terjalin sangat erat, layaknya saudara yang menjalani masa-masa senang dan susah bersama. Namun, persahabatan tersebut merenggang karena masalah itu.
Hingga pada akhirnya, arah strategi perusahaan jadi tidak fokus. Harga saham Microsoft juga tidak terdongkrak sehingga anggota direksi Microsoft lainnya juga mendapat tekanan, walau sebenarnya saat itu profit Microsoft naik.
"Jadi suasananya serba campur aduk," tutur Ballmer.
Ketidaksetujuan pun muncul di jajaran direksi Microsoft, tentang apakah Microsoft harus terjun ke pasar mobile atau tidak.
Ballmer tetap dengan pendiriannya. Di bawah kepemimpinannya, Microsoft merilis tablet Surface RT pada 2012. Tablet ini tidak laku di pasar dan Microsoft harus merugi 900 juta dollar AS.
"Direksi masih enggan memberikan dukungan, lalu klimaksnya terjadi, akan diapakan bisnis ponsel ini," kata Ballmer.
Penyesalan Ballmer
Microsoft kemudian mengakuisisi unit bisnis handset Nokia. Setelah akuisisi senilai 9,5 miliar dollar AS itu selesai, Ballmer menyerahkan tampuk kepemimpinan Microsoft ke Satya Nadella.
Kerugian Microsoft saat itu hampir mencapai nilai keseluruhan dari kesepakatan dan harus merumahkan banyak karyawan.
Namun kini, menurut Bloomberg, bisnis Surface Microsoft telah mendatangkan profit dan meraup penjualan senilai lebih dari 4 miliar dollar AS pada beberapa tahun terakhir.
Menurut Ballmer, kesalahan Microsoft dalam bisnis handset dan tablet adalah lambannya perusahaan terjun ke bisnis tersebut.
Oleh karena itu, menurut Ballmer, satu-satunya penyesalannya, ia tak melakukan ide Windows Phone itu sejak lama.
Jika diberi kesempatan lagi, Ballmer mengaku akan membawa Microsoft ke pasar mobile jauh lebih awal dari semula.
"Saya akan masuk ke bisnis hardware lebih cepat, mempelajari apa yang kami punya di bisnis PC, apakah perlu ada pemisahan chip, sistem, dan software, dan tidak akan mereproduksinya di dunia mobile," ucap Ballmer saat ditanya mengenai keinginannya jika boleh kembali ke masa itu.