Jika Trump Tetapkan Sistem Proteksionis Harga iPhone Bisa Mahal
Sistem proteksionis yang dijanjikan akan diterapkan Pemenang Pilpres AS Donald Trump akan sangat sulit diterapkan.
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem proteksionis yang dijanjikan akan diterapkan Pemenang Pilpres AS Donald Trump akan sangat sulit diterapkan.
Wakil Presiden RI. Jusuf Kalla menyebut janji tersebut akan sulit untuk diterapkan.
Dalam sambutannya di acara pembukaan perdagangan awal tahun di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2017), menyebut jika nanti Donald Trump menerapkan pajak tinggi hingga 45 peren terhadap barang-barang dari luar, termasuk dari Tiongkok, warga AS bisa marah.
"Yang pertama ngamuk saya kira orang Amerika sendiri, terpaksa beli Iphone lima puluh persen lebih mahal daripada yang dibeli selama ini kan, pasti marah dia. Membeli baju, sepatu lebih mahal," katanya.
Dalam kesempatan tersebut ia menyebutkan ekonomi dunia saat ini sudah saling berkaitan dan AS bukanlah sebuah korporasi besar seperti yang selama ini ditangani Donald Trump.
Oleh karena itu menurutnya tidak mudah bagi pemenang Pilpres AS 2016 itu menerapkan sistem proteksionis.
"Jadi artinya kita tidak perlu terlalu ikut berlebihan khawatir akan proteksi dunia ini seperti itu, sehingga kita mengelola ekonomi kita tentu ada perubahan-perubahan dari sangat liberal ke lebih nasiolatistik," terangnya.
Jusuf Kalla sudah bertanya langsung ke Presiden AS saat ini, Barack Obama. Ia menanyakan soal apa yang terjadi di AS setelah presiden pertama AS berkulit hitam itu lengser dari jabatannya.
Barack Obama menyebut hanya di bawah 50 pesen janji Donald Trump yang terealisasi.
Selain itu ia juga sempa bertanya ke Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe soal Dondal Trump, dan sang Perdana Menteri tertawa atas pertanyaan itu.
"Saya tidak tahu makna terbahak-bahak, Terbahak-bahak betul, saya juga bingung kenapa dia tertawa," terangnya.