Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Google Bikin Konten Berbau Ekstremisme, Verizon dan AT&T Copot Iklan di Youtube

Saat ini sistem iklan otomatis Google memungkinkan penempatan iklan perusahaan di konten ekstrimis yang berbau terorisme dan kebencian.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Google Bikin Konten Berbau Ekstremisme, Verizon dan AT&T Copot Iklan di Youtube
LIFE HACKER
Verizon Wireless 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Mengikuti jejak Mark and Spencer Group Plc, Verizon Communications dan AT&T mencabut iklan mereka di YouTube dan Google.

Verizon dan AT&T menyebut, alasan penarikan iklan mereka lantaran di YouTube dan Google memuat konten berbau ekstrimis.

Juru bicara Verizon menjelaskan, keputusan menghentikan iklan di YouTube karena khawatir iklan mereka muncul pada konten yang tidak patut.

Apalagi, saat ini sistem iklan otomatis Google memungkinkan penempatan iklan perusahaan di konten ekstrimis yang berbau terorisme dan kebencian.

"Kami prihatin iklan kami muncul pada konten YouTube yang mempromosikan terorisme. Karena itu, kami putuskan untuk menghapus iklan dari platform non pencarian Google hingga Google bisa memastikan hal ini tidak akan terjadi lagi," terang Jurubicara Verizon seperti dikutip Washington Post, Kamis (23/3/2017).

Sebelum perusahaan AS, perusahaan Inggris telah lebih dulu menarik iklan di YouTube. Mereka adalah Marks and Spencer Group dan The Guardian.

Perusahaan dan politisi di Eropa mengkritik pedas Google karena konten YouTube masih menampilkan unsur homophobia atau anti-semitik.

Berita Rekomendasi

Guardian mengeluh kalau iklan mereka kerap muncul bersamaan dengan video white nationalism dan ekstrimisme Islam.

Guardian memutuskan menarik iklannya sejak bulan lalu. Perusahaan lain yang berencana menyusul menarik iklan dari Youtube dan Google adalah Mondelez International Inc.

Jurubicara Mondelez mengatakan pihaknya sedang mencari bukti jika iklan mereka muncul pada konten yang tidak pantas.

"Kami masih mengawasi kondisi tersebut dan terus berdiskusi dengan Google dan YouTube terkait masalah ini," ucap Jurubicara perusahaan seperti dikutip Reuters, kemarin.

Pendapatan hilang

Hingga saat ini Google enggan angkat suara terkait penarikan iklan dari korporasi besar. Hanya saja, raksasa teknologi ini dikabarkan berjanji merombak sistem konten iklan.

Google juga memastikan bahwa iklan yang masuk tidak menumpuk. Analis Jackdaw Research Jan Dawson menilai, jika Google tidak segera memperbaiki layanan iklan, mereka akan mengalami kerugian jangka pendek.

Dalam jangka panjang, Google kehilangan kepercayaan klien dalam penempatan iklan otomatis. Sebab, ada kekhawatiran para pengiklan bahwa Google tidak lagi memiliki kontrol atas iklan yang muncul.

Asal tahu saja, YouTube saat ini menjadi mesin pertumbuhan bisnis Google. Pendapatan iklan YouTube mencapai US$ 5,58 miliar pada 2016.

Lembaga riset eMarketer memperkirakan, pendapatan iklan bersih YouTube bisa naik mencapai US$ 7 miliar di tahun ini. Meski begitu, minat iklan di Google diyakini tidak akan berkurang.

Reporter: Mona Tobing

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas