Periscope Didesain Bisa Dipakai Cari Uang
Penonton video di internet semakin masif. Tak heran jika para brand gencar beriklan lewat layanan berbasis video semacam YouTube dan Facebook Live.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Penonton video di internet semakin masif. Tak heran jika para brand gencar beriklan lewat layanan berbasis video semacam YouTube dan Facebook Live.
Mekanisme ini dianggap sebagai solusi yang menguntungkan semua pihak alias win-win solution.
Selain bermanfaat bagi pebisnis untuk menyalurkan kampanye ke masyarakat luas, pengguna internet pun punya lahan baru untuk meraup penghasilan.
Nah, Periscope yang merupakan layanan live-video di bawah Twitter turut menerapkan mekanisme iklan yang win-win solution tersebut. Para brand bisa menyisipkan iklan di awal video Periscope atau disebut pre-roll ads.
Iklan disisipkan pada video Periscope yang spesifik, sehingga menyasar penonton yang sesuai dengan target iklan. Dengan begitu, penonton tak bakal menganggap iklan sebagai spam.
"Iklan di video Periscope menggunakan siaran langsung untuk menjangkau audiens pada momen-momen paling relevan," begitu tertera pada blog Twitter, sebagaimana dihimpun, Rabu (29/3/2017).
Sebelumnya, cuma akun bisnis atau public figure yang brand-nya bekerja sama langsung dengan Twitter yang bisa beriklan via Periscope. Mekanisme ini berlaku sejak September tahun lalu.
Ekspansi iklan yang lebih luas baru akan dimulai secara massal dalam beberapa bulan ke depan. Saat ini Twitter baru menguji coba untuk beberapa pengguna beruntung lewat paket di program bisnis Twitter Amplify.
Belum dijabarkan lebih dalam soal ketentuan bayaran yang diperoleh kreator Periskop dari iklan yang tersisip di live-video-nya.
(Fatimah Kartini Bohang/kompas.com)