Teknologi AI Bisa Dimanfaatkan Mencegah Serangan Ransomware
Serangan ransomware diprediksi masih bergentayangan menghantui pengguna internet pada tahun ini. Bahkan cara yang digunakan bisa lebih canggih.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiaji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ransomware merupakan malware yang memiliki kemampuan untuk mengunci komputer atau mengenkripsi file untuk mengelabui penggunanya.
Tujuannya, yakni membuat pengguna memberikan uang tebusan agar file yang dikunci itu bisa dilepaskan. Sepanjang 2016 lalu, serangan siber melalui ransomware ternyata paling banyak ditemukan.
Menurut Chief Technology Officer, GM and EVP Consumer Business Avast Ondrej Vlcek, serangan ransomware diprediksi masih bergentayangan menghantui pengguna internet pada tahun ini. Bahkan, cara yang digunakan bisa saja lebih canggih.
Vlcek memprediksi cara baru yang digunakan penjahat siber melakukan serangan ransomware yakni menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Namun, mereka yang mendapat serangan juga tak mau kalah dan menggunakan teknologi serupa agar data-data pentingnya tidak dicuri.
"Ini akan menjadi trend baru. Dalam beberapa tahun ke depan, akan ada pertarungan AI antara penjahat siber dengan perusahaan antivirus," ujar Vlcek ketika ditemui di hotel Pullman, Jakarta, Kamis (30/7/2017).
Adapun Ransomware biasanya masuk melalui surel tipuan atau phising.
Untuk meyakinkan korban bahwa surel tersebut tidak berbahaya, surel phising yang dikirim pembuat ransomware akan disamarkan seolah-olah datang dari pihak resmi, misalnya dari lembaga keuangan. Begitu dibuka, data-data di perangkat milik korban bakal langsung terkunci.
Kategori serangan lainnya yang juga banyak terjadi yaitu melalui perangkat IoT (Internet of Things), di mana penjahat siber memanfaatkan perangkat IoT yang sudah diretas untuk melancarkan serangan dengan skala yang lebih besar melalui internet.
Serangan berikutnya yang juga banyak terjadi adalah penerobosan akun surel, di mana penjahat siber langsung meretas penyedia layanan.
Awal tahun ini, Avast Software juga telah merilis Avast 2017. Ondrej mengatakan produk ini diluncurkan bukan sekedar untuk melawan virus-virus standar, tetapi juga untuk mengatasi tren ancaman yang sedang berkembang, termasuk ketiga kategori serangan tersebut.