Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Awas, Serangan Siber Global Bisa Terjadi Lagi Hari Senin Ini

Di Indonesia, serangan peretas itu ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais di Jakarta.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Awas, Serangan Siber Global Bisa Terjadi Lagi Hari Senin Ini
TRIBUN/HO
Pengunjung mendapat penjelasan terkait serangan siber di Jakarta, Selasa (30/8/2016). Kegiatan tersebut digelar untuk menemukan strategi pertahanan yang tepat dalam melawan serangan siber yang semakin merajalela.TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Serangan siber yang melanda 125.000 sistem komputer di seluruh dunia pada Jumat (12/05) lalu, bisa terjadi lagi dalam waktu dekat, kata sejumlah pakar keamanan teknologi internet.

Salah seorang pakar asal Inggris dengan julukan 'MalwareTech' memprediksi serangan yang dimaksud "amat mungkin terjadi lagi pada hari ini, Senin (15/5/2017).

'MalwareTech' dianggap sebagai 'pahlawan tak sengaja' setelah membeli sebuah domain di internet seharga 8 Poundsterling atau Rp137.000 untuk melacak penyebaran virus tersebut. Tanpa disangka, langkah itu justru menghentikan penyebaran virus.

"Sangat penting bagi masyarakat untuk menambal sistem mereka sekarang. Kita berhasil menghentikan yang ini, tapi akan ada yang lain dan tidak bisa kita hentikan. Tiada alasan bagi mereka untuk berhenti," sebutnya kepada BBC.

Baca: Serangan Ransomware WannaCry Bukan Virus Sembarangan, Jangan Remehkan

"Mereka tidak perlu banyak upaya, ubah kode dan mulai lagi dari awal. Jadi ada kemungkinan mereka akan melakukannya lagi..mungkin tidak pada akhir pekan ini, tapi amat mungkin pada Senin pagi," lanjutnya.

Darien Huss, peneliti keamanan teknologi internet dari perusahaan Proofpoint, mengamini pandangan 'MalwareTech'.

Berita Rekomendasi

"Saya sangat yakin, dengan tingginya perhatian media terhadap insiden ini, mungkin sudah ada orang-orang yang berupaya memakai cara-cara penyebaran," ujarnya.

Minta dana tebusan

Virus Wannacry adalah ransomware atau malware yang menyerang komputer dengan cara mengunci komputer korban atau meng-encrypt semua file sehingga tidak bisa diakses kembali.

Dilaporkan, kelompok peretas meminta dana tebusan agar file file yang dibajak dengan enkripsi bisa dikembalikan dalam keadaan normal lagi.

Baca: Ransomware, Kemkominfo: Jangan Sembarangan Main Internet

Para ahli menyebutkan dana tembusan yang diminta adalah dengan pembayaran bitcoin yang setara dengan US$300 dan Wannacry memberikan alamat bitcoin untuk pembayarannya.

Pada Jumat (13/5/2017) kemarin, virus itu telah menyebar ke 100 negara, termasuk Indonesia, Spanyol, Prancis, dan Rusia.

Di Indonesia, serangan peretas itu ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais di Jakarta.

Di Inggris, 48 rumah sakit dan klinik yang merupakan bagian dari Layanan Kesehatan Nasional menjadi target.

Akibatnya, beberapa rumah sakit terpaksa membatalkan tindakan medis dan sejumlah ambulans dialihkan ke rumah sakit yang tidak terdampak virus Wannacry.

Analisis BBC terhadap tiga akun yang terkait dengan serangan siber global mengindikasikan kelompok peretas telah menerima pembayaran setara dengan 22.080 Poundsterling atau Rp379,4 juta.

Badan Kepolisian Eropa (Europol) menyebut serangan ini "tidak pernah terjadi sebelumnya" dan telah menugaskan tim siber untuk bekerja dengan negara-negara terdampak demi memitigasi ancaman.

Oliver Gower, dari badan nasional Inggris yang memerangi kejahatan, mengatakan akan menggunakan berbagai cara "untuk membawa para pelaku kejahatan kriminal untuk diadili."

Apa langkah yang harus dilakukan?

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemenkoinfo, Sammy Pangerapan mengatakan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terinfeksi ransomware jenis wannacry:

1. Update security pada windows anda dengan install Patch MS17-010 yang dikeluarkan oleh microsoct.

Lihat : https://technet.microsoft.com/en-us/library/security/ms17-010.aspx

2. Jangan mengaktifkan fungsi macros

3. Non aktifkan fungsi SMB v1

4. Block 139/445 & 3389 Ports

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas