Dalam Sebulan, Pabrik Huawei di Shenzhen Mampu Produksi 1,5 Juta Unit Smartphone
Fasilitas produksi smartphone Huawei ini berada di satu kawasan dengan pusat produksi produk-produk non-devices Huawei lainnya.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SHENZHEN - Selama enam hari meliput aktivitas 10 mahasiswa Indonesia dari sejumlah perguruan tinggi negeri Tanah Air yang mengikuti kegiatan 'Seeds For The Future' di kantor pusat Huawei di Kota Shenzhen, Tribunnews berkesempatan melihat langsung proses pembuatan smartphone di manufacturing center Huawei.
Fasilitas produksi smartphone Huawei ini berada di satu kawasan dengan pusat produksi produk-produk non-devices Huawei lainnya yang berlokasi di pinggiran Kota Shenzhen, atau sekitar satu jam perjalanan bermobil dari pusat kota.
Acara Tribunnews mengunjungi aktivitas produksi smartphone di pabrik Huawei ini dilakukan Kamis, 21 September 2017 bersama dua wartawan dari Tanah Air, didampingi Yunny Christine dari Huawei Indonesia.
Layaknya kawasan industri modern di timur Jakarta seperti di Karawang atau Purwakarta, lokasi pabrik produksi smartphone Huawei ini berada di kawasan yang tertata rapi dan menganut akses pintu masuk dan keluar yang terintegrasi.
Bedanya dengan di Indonesia, kawasan industri ini sangat asri oleh pepohonan hijau dan menggunakan sistem akses masuk dan keluar secara digital menggunakan on booard unit (OBU) yang sudah terpasang di kendaraan.
Setiba di sana, kami disambut ramah oleh Charles dari perwakilan pabrik Huawei di pintu masuk pabrik. Charles lalu bergegas mengajak kami naik ke lantai 4 menggunakan tangga di mana proses produksi beragam produk devices Huawei dilakukan.
Sesuai ketentuan yang berlaku untuk setiap tamu berkunjung ke pabrik ini, kami diharuskan melepas sepatu, ikat pinggang, dan meletakkan tas, smartphone dan semua benda mengandung logam serta menempatkannya ke loker dengan pengunci barkode.
Kami kemudian berganti mengenakan alas kaki menyerupai sepatu gunung warna hitam, lalu mengenakan baju tambahan berupa busana pabrik warna putih dan topi perusahaan.
Charles lalu mengajak kami masuk ke lokasi produksi dengan melewati metal detector. Lalu kami diajak melihat dari dekat proses produksi smartphone Huawei P10.
Pertama-tama kami dibawa ke lini awal proses produksi, yakni pembuatan PCB, kemudian perakitan komponen-komponen kecil smartphone ke PCB.
Setelah semua komponen penting ini terpasang, dilakukan pemberian lem pada permukaan komponen. Tujuannya untuk memaksimalkan keandalan komponen dari efek benturan saat smartphone sudah digunakan konsumen, misalnya jatuh dari ketinggian dan sebagainya. Lem ini diimpor dari AS.
Kemudian dilanjutkan ke tahapan pengetesan-pengetesan komponen inti smartphone untuk memastikan kualitas produk. Semua proses ini 100 persen dikerjakan oleh tenaga robot dengan lemgan robot dari ABB Swedia dan Mitsubishi Electric, Jepang.
Tahapan berikutnya adalah pemasangan speaker, kamera dan baterai. Pemasangan kedua komponen ini dilakukan secara manual oleh manusia, karena peranti ini butuh sentuhan halus saat proses pemasangannya. Selain itu, penggunaan robot sengaja dihindari demi mencegah terjadinya radiasi.
Setelahnya, semua komponen yang sudah terpasang tersebut diberikan casing depan dan belakang.