Teknologi Penginderaan Jauh Berwahana Satelit Kini Memiliki Resolusi Spasial Tinggi
teknologi penginderaan jauh dengan wahana satelit telah berkembang dengan pesat, dengan resolusi spasial tinggi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Penginderaan jauh (remote sensing) menjadi salah satu teknologi keantariksaan yang dapat diandalkan untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
Caranya dengan memanfaatkan wahana satelit atau pesawat untuk pemantauan permukaan bumi.
Hal itu, disampaikan Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Orbita Roswintiarti dalam Seminar Nasional Penginderaan Jauh Tahun 2017 (Sinas Inderaja 2017).
Seminar yang digelar di The Margo Hotel, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat itu, mengangkat tema "Peningkatan IPTEK Penginderaan Jauh dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor-sektor Strategis Ekonomi Domestik."
"Teknologi ini memiliki cakupan pengamatan yang luas, informasi yang aktual, waktu perolehan yang cepat, dan memiliki data historis yang sangat baik," ujar Orbita dalam konferensi pers usai seminar.
Saat ini, papar Orbita, teknologi penginderaan jauh dengan wahana satelit telah berkembang dengan pesat, dengan resolusi spasial tinggi mencapai 0.31 meter.
Artinya, mampu mengindentifikasi objek di permukaan bumi yang berukuran 0.31 X 0.31 meter. Sedangkan satelit dengan resolusi spasial rendah digunakan untuk pemantauan skala nasional.
"Serta merekam data setiap hari. Bahkan satelit pengamatan cuaca dapat diterima setiap setengah jam sekali," tuturnya.
Untuk diketahui, teknologi penginderaan jauh satelit mulai berkembang pesat sejak 1970, dengan dioperasikannya satelit-satelit seri National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk keperluan lingkungan dan cuaca.
Satelit ini diluncurkan 1970 dan berlanjut sampai NOAA 19 yang diluncurkan tahun 2005.
Kemudian satelit sumber daya alam yang pertama diluncurkan adalah satelit Earth Resources Technology Satellite (ERTS) tahun 1972.
Satelit ini berubah nama menjadi Landsat 1 yang merupakan satelit pertama dari satelit-satelit seri Landsat.
Pada saat ini teknologi penginderaan jauh sudah sangat berkembang. Ratusan satelit penginderaan jauh beredar di angkasa luar, mulai dari resolusi spasial rendah, menengah, dan tinggi.
"Dengan beragamnya resolusi tersebut, pemanfaatan datanya makin luas di berbagai sektor pembangunan, seperti inventarisasi sumber daya alam (kehutanan, pertanian, perkebunan, sumber daya air, energi dan mineral, kelautan dan perikanan, dan lain-lain), pemantauan lingkungan (kebakaran hutan, longsor, banjir, dan lain-lain), prediksi cuaca dan iklim, prediksi masa tanam untuk tanaman pangan, serta pembuatan informasi tematik untuk perencanaan pembangunan," paparnya.