Gree Menjadi Pemasok Pendingin Udara untuk Bandara Terbesar di Dunia
Kedua teknologi ini bertujuan untuk menghemat penggunaan listrik pada malam hari yang lebih mahal jika dibandingkan pemakaian listrik di siang hari.
Editor: Content Writer
Dimulai pada tahun 2015, pembangunan Beijing Daxing International Airport, yang merupakan bandara terbesar di dunia akan selesai pada Juli 2019 mendatang. Dilansir dari Shanghaiist, Jumat (13/2/2015) diketahui jika untuk membangun bandara ini, Beijing telah siap menggelontorkan dana sebesar US$ 13,8 miliar.
Bandara seluas 7.534.737 meter persegi ini mampu menampung 45 juta wisatawan setiap tahunnya. Beijing Daxing International Airport ini nantinya akan dibangun di sisi yang berlawanan dengan Beijing Capital International Airport dimana bandara tersebut sudah dibangun sejak tahun 2008.
"Pembangunan airport ini dilakukan karena Beijing Capital International Airport sudah melebihi kapasitas. Pembangunan terminal ini pada awalnya hanya dapat menampung 45 juta penumpang, namun nantinya akan kami perluas kembali sehingga mampu menampung 100 juta wisatawan per tahunnya," ujar Zaha Hadid, Arsitek Beijing Daxing International Airport.
Dipercaya Sebagai Pemasok Pendingin Udara untuk Bandara Terbesar di Dunia
Dengan mengandalkan riset dan pengembangan (R&D) sendiri, Gree telah berhasil menciptakan CVE Series Permanent Magnet Synchronous Inverter Centrifugal Chiller and Ice Storage Unit of Two Conditions.
Di mana sistem ini bertujuan untuk menyimpan dan membekukan udara dingin pada siang hari untuk dipergunakan kembali pada malam hari, sehingga pada malam hari, sistem pendingin udara tidak sepenuhnya bekerja.
Hal ini tentunya akan sangat menghemat pemakaian listrik. Kedua teknologi yang disebut-sebut para ahli sebagai “International Leading” ini bertujuan untuk menghemat penggunaan listrik pada malam hari yang lebih mahal jika dibandingkan pemakaian listrik di siang hari.
Centrifugal chiller yang digunakan di seluruh sistem kompresor dengan teknologi Direct Driver Double Impeller High Speed Permanent Magnet Synchronous Motor ini terbukti mampu mendinginkan lebih cepat dan efisien, juga lebih hemat hingga lebih dari 40% jika dibandingkan centrifugal chiller system air biasa; penyimpanan es dalam dua kondisi pada -6 DEG COP dalam kondisi air es setinggi 4,59 , pada kondisi pendinginan udara hingga 6.6 COP, melebihi satu (1) tingkat dari standar nasional untuk energy efisiensi, efek penghematan energi lebih signifikan, dan jangka pengoperasian yang lebih besar.
Untuk Indonesia sendiri, Gree telah menjadi pemasok pendingin udara untuk berbagai proyek besar seperti pabrik Wuling, Chevron, Sudirman Suite, OKI pulp, Satoria Tower, hingga hotel Grand Mercure Yogyakarta.
Gree juga sudah memiliki lebih dari 30 ribu hak paten bahkan sudah menduduki posisi 190 Forbes dalam kategori Top Regarded Companies di tahun 2017.
Hingga saat ini, GREE masih terus menciptakan berbagai macam centrifugal chiller, termasuk Photovoltaic Fixed Frequency Centrifugal Water-Cooled Chiller, Permanent Magnet Synchronous Frequency Centrifugal Chillers, Permanent Magnet Synchronous Frequency Centrifugal Pump, Maglev Frequency Centrifugal Chillers, Inverter Direct Drive Centrifugal Chiller, Permanent Magnet Synchronous Frequency Centrifugal Ice Storage Unit Of Two Conditions Six Series of Product Matrix. Seluruh produk tersebut juga merupakan produk AC Gree yang paling banyak diminati dalam sektor industri.
Sebanyak 17 unit GREE CVE Series Permanent Magnet Synchronous Inverter Centrifugal Chiller dan Ice Storage Unit of Two Conditions telah digunakan dalam proyek ini, termasuk 8 unit 2000RT Double Operation Ice Storage Inverter, 6 unit 2000RT Base Load Frequency Conversion, 3 unit 600RT Base Load Frequency Conversion, dengan total kapasitas dalam pemasangan pada proyek ini adalah 29.800RT.