Gatot Nurmantyo Penuhi Undangan Ayah Luis: Kalau Satu Mati, Kita Berdua Mati
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memenuhi undangan khusus Panglima F-FDTL Republik Demokratik Timor Leste, Mayjen Lere Anan Timur
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memenuhi undangan khusus Panglima F-FDTL Republik Demokratik Timor Leste, Mayjen Lere Anan Timur dalam acara ulang tahun ke 17 Transformasi Falintil - Falintil FDTL di Dili pada 1 Februari 2018 lalu.
Hal ini diketahui melalui sejumlah dokumentasi yang diunggah ke akun twitter @nurmantyo_gatot dan akun facebook @gatotnurmantyoofficial.
Yang menarik, dalam salah satu unggahannya, Gatot mengisahkan nostalgianya dengan Luis da Costa, seorang pria berusia 86 tahun yang dulu pernah akrab terutama ketika Gatot bertugas dalam operasi pertama di Timor Timur (Timor Leste) pada kurun waktu 1983 - 1984.
Gatot, memanggil pria ini dengan sebutan 'Ayah Luis'.
Berikut uraiannya sebagaimana yang dibagikan di akun twitter dan facebook :
Reuni Gatot Nurmantyo dan Luis Da Costa. Cerita di balik hubungan Keduanya
Pria yang sekarang berumur 86 tahun ini, kerap dipanggil Gatot dengan “Ayah Luis”. Pertemuan pertama mereka terjadi pada tahun 1983-1984 saat Letda Gatot menjalani penugasan operasi pertama di Timor Timur (sekarang Timor Leste) sebagai Danton (Komandan Pleton) 315 di Desa Rano Serelau di kaki gunung Laleno yang merupakan wilayah operasi David Alex.
Kerap melakukan pembinaan kepada rakyat sekitar, Gatot yang saat itu berumur 24 tahun dengan cepat mendapatkan simpati dan kepercayaan dari rakyat dan Luis yang menjabat sebagai Kepala Desa dan juga Anggota DPR saat itu.
“Saya dan rakyat merasa sangat percaya dan terbantukan dengan kehadiran Gatot. Kami sering berdiskusi bagaimana caranya membantu rakyat terutama yang sedang mengalami kesulitan dan musibah,” cerita Luis.
Hubungan Gatot dan Luis selanjutnya makin erat.
“Saya percaya Gatot, saya izinkan dia menginap di rumah saya. Bersama dengan Joau Miranda (aluk), saya, dan Gatot, kami saling menjaga,” kata Luis.
“Kalau satu mati, kita berdua mati,” Kata Luis pada Gatot saat itu sebagai bentuk pernyataan garansi keamanan.
“Kepercayaan rakyat atas Gatot saat itu menghasilkan prestasi yang luar biasa dimana para milisi yang berada di hutan kemudian secara sukarela menyerahkan senjatanya kepada Gatot,” kenang Luis.
“Gatot bertempur tanpa membunuh,” tambah Luis.
Pertemuan nostalgia ini dilanjutkan dengan foto bersama dengan gaya yang sama dengan gaya mereka berfoto pada tahun 1984 seperti yang ditunjukan Luis di Mini Motel Benfica. (*)
*Informasi ini diperoleh dari akun twitter @nurmantyo_gatot dan belum dikonfirmasi kepada admin pengelola akun