Sektor Pendidikan Jadi Tulang Punggung Penjualan Proyektor Epson di Indonesia
Dengan asumsi usia pakai proyektor di sekolah-sekolah adalah 3 tahun, maka baru 30 persen sekolah yang sudah terinstal proyektor.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor pendidikan masih menjadi kontributor terbesar penjualan proyektor Epson yang dipasarkan PT Epson Indonesia di Indonesia.
"Pasar terbesar projector di Indonesia dari sektor pendidikan 63 persen bersumber dari anggaran pemerintah yang ditopang oleh anggaran pendidikan nasional yang sebesar Rp 444,1 triliun," kata Zanipar SA Siadari, Product Marketing Manager Visual Instrument (VI) Epson Indonesia, di acara 'Epson VI High Brightness Gathering 2018' yang digelar di Bali, Selasa (10/4/2018).
Zanipar memaparkan, dengan asumsi usia pakai proyektor di sekolah-sekolah adalah 3 tahun, maka baru 30 persen sekolah yang sudah terinstal proyektor.
Data internal Epson Indonesia tahun 2017 menyebutkan, total jumlah sekolah yang menjadi pasar potensial produk proyektor Epson mencapai 259.536 sekolah, terdiri dari sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah, SMA/SMK dan Madrasah Aliyah, dan perguruan tinggi yang bernaung di bawah Dikti dan Kementerian Agama.
Sementara, jumlah kelas per 2017 mencapai 1.839.149 unit, terdiri dari ruang kelas SD 1.019.177 unit, SMP/MTs 454.155 unit, SMA/SMK/MA 224.756 unit dan perguruan tinggi 138.061 unit.
Zanipar optimistis, permintaan proyektor baru di market Indonesia akan terus bertumbuh karena tren perekonomian Indonesia yang terus tumbuh positif.
Meski tidak tumbuh terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
"Tahun 2018 ini ekonomi Indonesia berdasar asumsi pemerintah dengan mengacu pada Produk Domestik Bruto atau GDP akan tumbuh di kisaran 5,3 sampai 5,4 persen. Ekonomi Indonesia tumbuh masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Zanipar.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang antara lain didorong oleh konsumsi pemerintah, diyakini akan ikut mendorong naiknya belanja instansi terhadap produk perlengkapan kantor seperti proyektor.
"Indonesia memiliki bonus demografi dengan mayoritas usia produktif. Nilai rupiah diproyeksikan 13.500 per dolar AS," imbuhnya.
Di luar sektor pendidikan, pasar di sektor lain yang kini juga sedang bertumbuh adalah pasar perkantoran, mal/ritel dan pariwisata.
Baca: Epson Pamerkan Line Up Proyektor Laser Terbaru di Epson VI High Brightness Gathering 2018 di Bali
Baca: Epson Kenalkan EB-1470Ui, Projector Interaktif Terbaru untuk Presentasi yang Bisa Corat-coret
Di sektor perkantoran dan ritel, jumlah meeting room dan ruang display terus meningkat seiring dengan terus dibangunnya gedung-gedung perkantoran dan mal baru.