Menteri Rudiantara Sebut Tiga Cara Identifikasi Kabar Hoax
Rudiantara juga menyampaikan bahwa di Indonesia saat ini ada 254 juta sim card yang dimiliki oleh orang Indonesia.
Editor: Fajar Anjungroso
Sehingga pemerintah tidak bisa mengintervensi informasi-informasi yang mengalir dalam media tersebut seperti berita hoax, pesan ancaman dan sebagainya.
“Oleh karena itu jangan sembarangan di dunia maya, dunia maya adalah dunia yang tidak terbatas. Dalam hal ini peran pemerintah ada 2 yaitu meningkatkan literasi dan membatasi akses seperti situs pronografi dan sebagainya," katanya.
Saat ini, sambung Rudiantara, adalah pembatasan akses, namun sebetulnya peningkatan literasi itu hal yang lebih bagus agar masyarakat Indonesia dapat memilih dan memilah informasi atau konten yang akan mereka konsumsi..
Selain itu, menurut Rudiantara, jika melihat dari sikap masyarakat Indonesia yang masih mudah menerima dan ikut menyebarkan berita-berita hoax, literasi memang sangat diperlukan.
”Ada tiga cara untuk mengidentifikasi berita hoax, pertama ada kata-kata,“ dari grup sebelah”, kedua mengatasnamakan golongan tertentu, ketiga pada akhir pesan biasanya ada tulisan "ayo viralkan" maka dari itu jangan mau ikut-ikutan menyebarkan pesan tersebut. Sayang pulsa, selain itu beritanya belum tentu benar takutnya jadi fitnah walaupun benar sumbernya tidak jelas jangan sampai kita rugi pulsa, rugi akhirat juga,” paparnya.
Rudiantara juga mengakui bahwa saat ini pemerintah khususnya Kominfo, tidak sanggup menghadapi 143 juta orang ini yang kalau satu orang posting 10 kali maka ada 1,4 miliar postingan.
"Tapi kalo yang kurang kerjaan bisa membuat 100 postingan. Jadi saya mengajak kepada teman-teman di Muhammadiyah ini untuk sama-sama melakukan literasi, caranya satu, membuat tulisan-tulisan yang positif yang akan kita upload nantinya, dengan tujuan untuk menyaingi info-info yang negatif. Lalu kedua meningkatkan literasi karena ini yang bagus bukan hanya melakukan pemblokiran, melalui literasi masyarakat akan memiliki daya tahan terhadap info-info negatif,” ungkap Rudianta.
Ia juga berharap agar mahasiswa atau civitas akademika dapat mengambil peran yang lebih besar lagi untuk meningkatkan literasi msyarakat Indonesia dalam konteks digital.
“Saya harap teman-teman mahasiswa serta civitas akademika mengambil peran yang lebih besar dalam meliterasi masyarakat Indonesia. Saya juga percaya dan yakin UMY dapat melakukanya dan dapat berpartisipasi serta berkontribusi kepada negara Indonesia dalam konteks literasi digital ini. Oleh karena itu, ayo kita tingkatkan literasi terhadap masyarakat Indonesia,” pungkas Rudianta.