Boothcamp Born To Protect Proses Sertifikasi Menuju Dunia Industri
Kompetisi ini adalah Kompetisi Cyber Security Nasional yang diharapkan setiap tahun bisa menjaring 10.000 kandidat talent Cyber Security Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Born To Protect (BTP) adalah sebuah program dengan aktifitas terpadu menjaring para punggawa gladiator-gladiator muda di bidang cyber security.
Program ini digagas oleh Xynexis International dan didukung sepenuhnya oleh Kememnkominfo.
Kompetisi ini adalah Kompetisi Cyber Security Nasional yang diharapkan setiap tahun bisa menjaring 10.000 kandidat talent Cyber Security Indonesia.
Untuk bisa menghimpun bakat-bakat Gladiator Cyber security Born to Protect hadir di 10 kota di Indonesia dalam melakukan Audisinya
Kegiatan ini diawali pada tanggal 19 Agustus 2017 tahun lalu, dan di akhiri rencananya pada tanggal 6 Oktober 2018 dalam penutupan acaraBoothcamp.
Pelatihan dan training khusus di selenggarakan mulai Tgl 24 September – 6 Oktober 2018 di Diklat Kominfo Ciputat Tangsel Banten.Peserta bothcamp yang terpilih dan terseleksi dalam audisi akan di training secara teknis maupun non teknis dalam both camp pelatihan.
Baca: Bertahun-tahun Lakukan Pemerasan, Preman Berkedok Security di Cengkareng Ditangkap
Dalam Boothcamp dihadirkan pelaku industri untuk memberi pencerahan, baik industri telko maupun perbankan.
Sharing knowledge pelaku Industri dalam berbagi informasi ke peserta merupakan hal yang positif dilakukan agar peserta tahu,seperti apa kebutuhan industri dalam dunia ICT, dan apa yang harus dilakukan, serta seperti apa yang mereka butuhkan.
Hadirnya pelaku industri dalam bothcamp sangat penting guna mendapat wawasan dalam dunia industri riel yang ada.
“Dalam fase audisi BTP sudah selesai tentunya, saat ini proses pelatihan khusus dari 1000 yang ditargetkan dan terseleksi 100 orang yang masukbothcamp untuk mengikuti pelatihan/training khusus,” ujar Eva Noor, CEO PT Xynexis dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Dalam acara Boothcamp BTP yang dibuka oleh Dirjen APTIKA- Kominfo Semmuel Abrijani Pangerapan, mengemukakan, Saat ini transformasi digital menjadi sesuatu yang multak dilakukan bagi suatu organisasi untuk menjaga sustainability masuk pada era ekonomi digital.
"Digitalisasi itu dilakukan terhadap business processyang ada, baik proses internal maupun eksternal. Bahkan terjadi evolusi terhadap pemahaman dan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital di Indonesia," kata Semmuel.
Sebanyak 100 peserta yang terpilih dari 10 kota yang mengikuti bothcamp ini diharapkan mendapat sertifikasi Internasional sehingga dapat bersaing diluar negeri minimal di asia pasifik. Dengan sertifikat standard internasional yang dimiliki,diharapkan bisa menjadi pegangan mereka untuk maju bekerja di dunia industri.
"Untuk mendapat sertifikasi itu tentu melewati sebuah ujian atau test yang di adakan oleh panitia penyelenggara.” Ujar Eva Noor.
Dilihat dari hasil audisi di 10 kota,cukuplah fantatis.Minat generasi muda Indonesia terhadap Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) sangatlah besar dan pintar pintar.
”Bukan cuma dikota besar saja minat akan IT ini ada. Di pelosok daerah ternyata Indonesia juga memiliki SDM yang cerdas dan siap menjadi SDM di dunia siber sekuriti. Ini pula yang menjadi antusiasme kementrian kominfo dalam audisi program pencarian bakat Born to protect yang di gagas oleh Xynexis Internasional,” kata Eva Noor.
Setelah,mendapatkan boothcamp di diklat Kominfo, mereka yang terbaik mendapat kesempatan magang dan bekerja pada industri industri yang membutuhkan.