Cerita Bos-Bos Startup: Diseruduk Orang Pajak hingga Diminta Gelar Dangdutan
Mendapat suntikan dana dari para investor tak melulu membuat perusahaan rintisan atau startup gembira.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendapat suntikan dana dari para investor tak melulu membuat perusahaan rintisan atau startup gembira.
Terkadang, sejumlah kejadian unik pasca kedapatan dana segar itu membuat para pendirinya geleng-geleng kepala.
Terlebih saat nilai investasi dan total valuasi perusahaan dibeberkan ke publik.
Seperti yang dirasakan co-founder dan presiden BukaLapak, Fajrin Rasyid. Rekan kerja Ahmad Zaky ini bercerita, timnya sengaja merahasiakan nilai pendanaan karena khawatir investor akan mengucurkan dana ke startup-startup pesaingnya.
"Waktu itu ada investor mau kasih list nih, tapi orang Indonesia suka malu-malu kasih tahu berapa apalagi valuasi, Bukalapak termasuk jarang buka funding. Pas udah oke oke enggak sebut angka, bikin press release dapat dari investor A, malah investornya bikin ada angkanya. Kami kebingungan sendiri," kata Fajrin dalam acara Endeavor Entrepreneurs di Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Baca: Rudiantara Berharap Muncul Start Up Unicorn di Bidang Pendidikan
Tak hanya itu, dia mengaku kantor startup Unicorn itu sempat didatangi petugas pajak yang kepo terkait suntikan modal untuk perusahaannya.
"sekitar 7-8 orang kantor pajak ujug-ujug ke kantor mau ketemu direktur, yaudah saya temui. Bilangnya silaturahim tapi pengin tau funding itu kok enggak ada laporannya," kata dia.
Fajrin menjelaskan kepada petugas pajak itu bahwa dana yang diterima perusahaannya berupa investasi, buka dari keuntungan perusahaan.
"Kecuali kalau ada aksi jual saham Bukalapak yang ada keuntungannya itu akan saya bayarkan PPn (Pajak Penghasilan)nya. Akhirnya setelah saya jelaskan mereka pulang," ucap pria lulusan ITB itu.
Lain lagi dengan kisah bos e-Fishery, Gibran Ghibran Huzaifah. Dia menceritakan, pernah ditagih untuk gelar acara dangdutan oleh para petambak ikan setelah berita suntikan dana muncul di media nasional.
"Petani pokoknya baca duitnya banyak, 'ngasih kita apa bikinin kita kayak gitu' (kata petani ke Gibran). Mereka kan dapat duit bisa foya-foya bikin dangdutan ya," kelakarnya.
Gibran pun harus menjelaskan kepada pengguna jasa teknologi untuk memberi pakan perikanan itu bahwa uang milyaran yang didapat untuk menjaga operasional perusahaan tetap berjalan.
Selain itu, Gibran mengatakan kebanyakan pengguna aplikasinya belum melek digital. e-Fishery bahkan punya database tersendiri berisi e-mail dan password akun pelanggannya.
"Jadi kalau ada investor yang nanyain soal data privacy, ya gimana orang e-mail nelayan passwordnya kita yang pegang," ujar pria yang juga lulus dari ITB itu.