Toshiba Tingkatkan Kemampuan Pembangkit Listrik Virtual dengan Teknologi AI dan IoT
Terkait pembangkit listrik virtual, perusahaan teknologi Jepang, Toshiba tengah mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengontrol VPP.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Virtual adalah kata yang sering didengar dalam beberapa tahun terakhir. Ada realitas virtual, yang mensimulasikan lingkungan interaktif, dan ada mata uang virtual.
Sekarang virtual merambah ke dunia energi. Hal yang menarik perhatian adalah pengembangan pembangkit listrik virtual, seperti yang dikenal sebagai Virtual Power Plant (VPP).
Terkait pembangkit listrik virtual, perusahaan teknologi Jepang, Toshiba tengah mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengontrol VPP.
Dalam keterangannya, Toshiba menjelaskan secara singkat mengenai VPP.
Sesuai sifatnya, jumlah listrik yang dihasilkan sama dengan jumlah yang dikonsumsi. Itu berarti bahwa perusahaan listrik yang menangani produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik secara konstan menyesuaikan tingkat keluarannya untuk memenuhi antisipasi konsumsi, dan untuk menjaga keseimbangan dinamis antara penawaran dan permintaan.
Jika upaya itu gagal, dan pasokan menjadi tidak stabil, pemadaman listrik terjadi.
"Sebuah VPP mengusung beberapa teknologi pengelolaan energi yang mutakhir untuk menyebarkan sumber daya produksi energi. VPP menyatukan semuanya ke dalam satu jaringan -itulah yang disebut pembangkit listrik virtual- serta menerapkan IoT dan AI dalam menggabungkan keluaran dan mengendalikan koneksinya ke jaringan listrik," tulis keterangan Toshiba.
Berjalan secara bersamaan dan dikelola sebuah VPP, titik-titik produksi listrik yang berskala kecil dan terisolasi bisa dipakai dalam load-leveling, untuk menyerap suplai listrik yang berlebihan dari sumber energi terbarukan, serta mengirimkan suplai listrik ketika kekurangan pasokan terjadi.
"Untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen ini, VPP harus mampu mengontrol kelancaran berbagai fasilitas pembangkit listrik terdistribusi dan fasilitas penyimpanan daya secara real time. Di sini Toshiba masuk dengan teknologi IoT untuk memantau dan mengontrol peralatan dan perangkat dari jarak jauh, dan pengetahuan AI yang dapat memberikan perkiraan akurat pembangkit listrik dari energi terbarukan dan permintaan konsumen. Ini adalah dasar utama. Digunakan untuk mewujudkan penyesuaian kecil dan pembangkit nir-limbah, mereka juga akan berkontribusi pada salah satu keprihatinan kami yang paling mendesak, dekarbonisasi dari masyarakat," papar Toshiba.
Digunakan untuk mencapai penyesuaian yang sempurna dan produksi listrik tanpa limbah, VPP juga akan berkontribusi terhadap salah satu dari empat isu yang paling mendapatkan sorotan, dekarbonisasi masyarakat.
Kemampuan VPP bahkan lebih luas lagi. Dipakai secara bersamaan dengan sejumlah sistem pengelolaan energi di lokasi-lokasi konsumer, VPP dapat membuat dan mendukung sejumlah layanan inovatif.
Misalnya, listrik yang tidak terpakai akibat adanya insentif di sisi permintaan, dianggap memiliki nilai yang sama dengan listrik yang diproduksi, serta diukur sebagai 'negawatt'.
VPP bisa memicu realisasi negawatt, dan mengelolanya. Di pasar yang kelak menggunakan VPP, teknologi itu kelak memungkinkan kita untuk membeli listrik yang dihasilkan dari seluruh sumber daya pasokan listrik, termasuk pembangkit listrik berbiaya rendah oleh konsumen.
Memasuki tahun 2020 dan perkembangan pasar energi baru, VPP akan berperan dalam mengelola serta memakai sumber daya listrik yang sangat terdistribusikan.
Potensi dari beragam pembangkit listrik berskala kecil, tersebar luas di perkantoran, berbagai pabrik dan rumah, bahkan mobil listrik, sangatlah besar. Di dunia masa depan yang baru, VPP akan peran penting dalam mewujudkan decarbonized society.