Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Tahun Ini Aktivitas GoBear akan Fokus di Produk Asuransi

GoBear baru menjalin kerjasama degan dua bank yakni Bank Amar (Tunaiku) dan juga dengan Standard Chartered Bank

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tahun Ini Aktivitas GoBear akan Fokus di Produk Asuransi
Tribunnews/Eko Sutriyanto
Tris Rasika, Country Director GoBear Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GoBear akan terus membuka jalinan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk mengembangkan usahanya.

Saat ini, GoBear baru menjalin kerjasama degan dua bank yakni Bank Amar (Tunaiku) dan juga dengan Standard Chartered Bank.

"Sampai akhir tahun kita akan tambah terus bank-bank yang akan berpartner dengan kita. Sudah ada beberapa bank yang akan buka kerjasama dengan kita. Tapi saat ini sedang dalam proses untuk mendevelop produknya," kata Tris Rasika, Country Director, GoBear Indonesia saat berbicang dengan Tribunnews akhir pekan lalu.

GoBear sendiri, adalah aplikasi yang menampilkan produk personal loan yang dimiliki oleh bank. Jadi kita kerjasama dengan bank.

Saat ini secara global pengguna GoBear secara keseluruhan itu ada 40 juta tujuh negara GoBear beroperasi yakni Thailand, Philippine, Malaysia, Vietnam, Singapore, Hong Kong dan terakhir Indonesia.

Baca: Persiapan Berbuka di Jalan: Mulai dari Minuman sampai Aplikasi Pengingat Azan

"Jadi kita paling akhir, GoBear di Indonesia sendiri masuk dari bulan Juni 2018. Website mulai live di Indonesia itu akhir Agustus 2018 lalu ada proses untuk mendaftarkan perusahaan ke OJK. Jadi kita mendaftarkan perusahaan kita di OJK itu bulan Desember 2018 dan hasil pendaftaran kita diterima atau tidak di OJK itu keluar di bulan Maret 2019 lalu," katanya.

Di OJK, GoBear diketegorikan sebagai aggregator bersama perusahaan aggregator lainnya dan resminya mereka mulai melakukan komersial itu sekitar bulan Februari 2019 sehingga pengguna di Indonesia belum begitu banyak.

Berita Rekomendasi

Tentang GoBear sendiri, kata dia lebih seperti supermarket produk keuangan yang didalamnya  pemilik produknya adalah bank dan insurance.

"Jadi kita hanya kerjasama dengan bank dan insurance dan tidak ada kerjasama dengan peer to peer lending," katanya.

Untuk tahun ini, aktivitas GoBear hanya akan fokus di produk asuransi, khususnya produk asuransi itu kita travel insurance dan car insurance.

Kemudian kalo untuk produk banking yang akan kita tampilkan yang ada di website kita itu adalah personal loan sama credit card.

Baca: 5 Aplikasi Android Ini Bakal Bikin Ramadanmu Makin Seru dan Nggak Ngebosenin, Apa Saja?

Hadirnya GoBear di pasar Indonesuia memang  dilatarbelakangi minimnya literasi keuangan orang Indonesia katena baru sekitar 36 persen orang yang punya rekening di bank, itu berarti kan artinya kalo dilihat dari 260 juta masih sekitar 90 juta aja yang baru punya rekening.

"Adanya GoBear ini salah satu tujuan kita adalah istilahnya untuk improve financial health-nya orang-orang Indonesia lah khususnya. Caranya mengakses informasi-informasi produk keuangan yang transparan ya sehingga orang-orang Indonesia lebih teredukasi," katanya.

Apalagi, kata dia  dengan sekarang adanya internet akan makin memudah lagi mengakses informasi produk keuangan yang tentunya akan meningkatkan pengetahuan mengenai produk keuangan itu sendiri.

Lantas dengan tingkat kompetisi di Indonesia sekarang ini apakah masih ada peluang bagi GoBear untuk penetrasi pasar gitu?

"Masih, masih besar. Karena kan yang saya bilang tadi orang yang punya rekening bank masih 36% ya, total internet penetration nya aja masih 53%an berarti disini masih peluang yang luas sekali ya. Belum kalo kita bicara mengenai kelas menengah," katanya.

Disebutkan untuk kelas menengah sebenarnya pengguna internet untuk produk-produk keuangan yang kebanyakan pekerja mulai memikirkan untuk perencanaan keuangan.

Tentang keunggulan  GoBear dibandingkan dengan yang lain, ia menyebut sisi inovasi.

“Sekilas, mungkin semua aggregator terlihat sama saja. Tapi, GoBear menawarkan sesuatu yang berbeda untuk user kami, yakni sistem smart targeting. Artinya, sebelum user bisa melihat produk yang dicari, mereka akan kami profiling dulu untuk mengetahui kebutuhan dan profil keuangan mereka,” kata Tris.

Alhasil, lanjut Tris, pengguna hanya akan melihat produk-produk yang sesuai dengan kemampuan mereka. Ini pada akhirnya memperbesar peluang pengajuan mereka diterima oleh pihak bank.

“Jadi kami tidak hanya membantu pengguna mendapatkan produk keuangan yang mereka butuhkan, tetapi juga produk yang sesuai dengan profil keuangan mereka. Sehingga potensi penolakan dari bank bisa diminimalisir,” tutur Tris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas