Investasi Rp 7,05 T, NTT Bangun Data Center di Indonesia
Data center ini diklaim akan mampu menampung hingga 18 ribu meter persegi ruang TI dan memuat TI hingga 45 MW.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan layanan teknologi global, Nippon Telegraph and Telephone Limited (NTT Ltd) mengumumkan investasi dan komitmennya dalam mengembangkan dan membangun data center di Indonesia, Kamis (26/9/2019).
Dengan investasi sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,05 triliun, Data center baru ini akan dinamai Jakarta 3 Data Center (Jakarta3 DC) yang berlokasi di Cikarang.
Data center ini diklaim akan mampu menampung hingga 18 ribu meter persegi ruang TI dan memuat TI hingga 45 MW.
Jakarta3 DC memungkinkan pelanggan untuk menggunakan layanan pusat data hybrid guna memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan, terutama dari operator hyperscale dan industri keuangan yang membutuhkan desain fasilitas yang fleksibel.
"Pelanggan dapat menikmati layanan hybrid dengan NTT, tidak hanya terhubung ke jaringan tertutup atau layanan cloud pribadi, tetapi juga terhubung ke layanan cloud publik. Kami memenuhi persyaratan mereka untuk transaksi hyperscale dengan real time, frekuensi tinggi, kecepatan tinggi, dapat diandalkan, dan gesit," ujar President Director NTT Communications Indonesia, Mizuho Tada.
Di dalam gedung data center, NTT memasang kabel-kabel utama dengan rute yang berbeda.
Dengan demikian, pelanggan akan menerima manfaat dari berbagai layanan jaringan seperti koneksi dengan internet exchange yang disediakan dari Jakarta2 DC melalui koneksi data center, Global IP Network, dan Arcstar Universal One.
Lingkungan ini memungkinkan pelanggan merancang sistem TI dengan netralitas operator dan untuk menciptakan lingkungan TIK vertikal yang menggabungkan beberapa layanan cloud, termasuk data center NTT dan layanan perusahaan lain yang ada di seluruh dunia.
"Dengan NTT Jakarta3 DC, saya berharap dapat berkontribusi memperlancar transaksi hyperscale di Indonesia. DC adalah mirror site yang terhubung ke Jakarta2 DC kami yang ada untuk memberikan kemudahan dan kelancaran akses ke sistem informasi dan aplikasi layanan publik," tambah Tada.