Grab Beberkan Program Jangka Panjang dan Dampak Sosial yang Telah Dirasakan Masyarakat
Melalui program “Grab for Good”, Grab mengumumkan kontribusi sosial dan program jangka panjang yang dimilikinya. Menariknya, program jangka panjang Gr
Editor: Content Writer
Ramah disabilitas
Program Grab for Good akan memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang atau kemampuan yang mereka miliki. Grab memastikan akan memperluas inisiatif untuk mengembangkan lebih lanjut program ramah disabilitas yang telah berjalan di Malaysia dan Thailand. Jika dilihat dari angka, untuk saat ini, Grab memiliki lebih dari 700 mitra pengemudi disabilitas. Namun di tahun mendatang, Grab berencana untuk menggandakan jumlah tersebut, guna membantu teman-teman dan ramah disabilitas.
Tak hanya itu, Grab juga mengumumkan kerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) di Indonesia. Selain itu, Grab juga berkerja sama dengan Federation of the Deaf Malaysia, Association of the Deaf Singapore, dan Nasional Association of the Deaf Thailad.
“Kami sangat bersyukur perusahaan seperti Grab telah merangkul kami dalam platform mereka sehingga bisa menjadi mitra pengemudi, merchant (GrabFood) atau mitra pengiriman barang dan kerja,” ujar Ketua BPP Gerkatin, Bambang Prasetyo.
Pencapaian Grab 2018 sampai 2019
Melalui teknologi yang dikembangkan oleh Grab untuk seluruh masyarakat di Asia Tenggara, ternyata memberi dampak positif. Pasalnya dalam kurun waktu 2018 sampai 2019, Grab melaporkan telah berkontribusi sebesar US$ 5.8 miliar kepada perekonomian Asia Tenggara, 21% mitra pengemudi Grab tidak bekerja sebelum bergabung dengan Grab, 31% mitra agen kami tidak memiliki pendapatan sebelum bergabung dengan Grab-Kudo, dan merchant F&B kecil mengalami kenaikan penjualan sebesar 2x lipat.
Tak sampai di situ, lebih dari 9 juta wirausahawan mikro atau sekitar 1 dari 70 penduduk Asia Tenggara memperoleh pendapatan melalui platform Grab. Bahkan, konsumen Grab menyumbangkan US$ 480.00 untuk bantuan bencana di Indonesia dan International Federation of Red Cross (IFRC) dalam setahun.
Dari segi keamanan, Grab menggunakan Singapura sebagai tolok ukur dan menemukan fakta layanan transportasi Grab lebih aman, jika dibandingkan dengan yang lain.
Grab juga telah membantu sekitar 1,7 juta wirausahawan mikro untuk membuka rekening pertama mereka sejak 2012 dan terdapat peningkatan 9 kali lipat lebih tinggi transaksi non tunai di Grab, dibandingkan transaksi non-tunai secara nasional.
Tanggapan pemerintah
Pemerintah menyambut positif dari misi besar Grab tersebut. Menurut Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan industry 4.0 adalah usaha besar yang dapat meningkatkan ekonomi riil Indonesia sebesar 1-2 persen. Bahkan, Arilangga, menekankan pertumbuhan ekonomi harus bisa dinikmati oleh setiap orang dari berbagai kalangan di Indonesia.
“Satu-satunya cara kita semua dapat meraih kesuksesan adalah dengan memastikan setiap pihak benar-benar menjalankan fungsinya, dan program Grab for Good ini merupakan sebuah komitmen nyata dari sektor swasta untuk menyediakan teknologi dan alat bantu yang diperlukan wirausahawan mikro dan bisnis skala kecil,” ujar Airlangga Hartarto.
Bukan hanya Airlangga yang memberikan tanggapan, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, mengatakan untuk memaksimalkan digital ekonomi, seluruh bagian Indonesia harus ter-connected. Namun, Sri Mulyani juga tidak memungkiri, berdasarkan data statistik kurang dari 60% masyarakat masih memiliki kesulitan dalam mengakses internet.
“Bayangkan saja jika seluruh masyarakat sudah mendapatkan akses internet, akan memberiikan benefit yang sangat signifikan,” ujar Sri Mulyani di The Westin Jakarta, Selasa (24/9/2019).