Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Mengintip Keseharian Pekerja Lajang Selama Fase Pandemi Covid-19

Menjalani Wfh selama beberapa minggu berjalan, Ann mulai merasakan kebosanan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mengintip Keseharian Pekerja Lajang Selama Fase Pandemi Covid-19
IST
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merebaknya pandemi Covid-19 membuat banyak pula orang berdiam tinggal di rumah dan menjalani aktivitas termasuk menyelesaikan pekerjaan dari rumah demomemutus rantai penyebaran virus mematikan asal Wuhan, China ini.

Meskipun sebagian pekerja lajang ada masih tinggal bersama keluarga, para pekerja seperti di Jakarta yang berasal dari luar kota atau perantau harus menghadapi kenyataan ini dengan tinggal sendirian di kamar kos atau apartemen mereka.

Seperti dialami Ann yang tinggal di sebuah rumah kos di Senayan, Jakarta Selatan. Menjalani Wfh selama beberapa minggu berjalan dia mulai merasakan kebosanan.

"Aku bosan melihat dinding yang sama. Hanya saya sendiri di dalam ruangan dengan layar dan lemari pakaian saya, tidak ada banyak hal untuk dilihat atau dilakukan,” ujarnya.

Penghuni kos lainnya, Rizal, merasa semakin tidak aman untuk keluar mencari makanan sehari-hari dari warteg terdekat karena khawatir berinteraksi dengan orang lain selama masa pandemi corona.

"Saya tidak terlalu khawatir tentang orang-orang di kos saya, tetapi saya khawatir dengan orang-orang yang tinggal di lingkungan itu, mereka tampaknya tidak tahu tentang virus," kata dia. 

Baca: DKI Disetujui Terapkan PSBB, Ini 6 Cakupan Pembatasan untuk Cegah Penularan Covid-19

Dia bisa saja membeli makanan lewat layanan antar tapi itu membuat pengeluarannya lebih mahal.

Baca: Untuk 50.000 Kilometer Pertama, Cukup Rogoh Kocek Rp 2,2 Juta Buat Rawat Ignis Baru

Berita Rekomendasi

Jule yang tinggal di sebuah kos di kawasan Kuningan, prihatin banyak perabotan di kosnya yang tidak dibersihkan.

Baca: Pendapatan Negara Anjlok Selama Pandemi Corona, PNS Terancam Tidak Terima THR

"Seharusnya ada pembantu yang membersihkan kost setiap saat, tapi dia belum membersihkan apa pun dalam dua minggu. Saya tidak tahu siapa yang datang dan pergi di kost ini, tidak ada jaminan bahwa teman kost saya bersih,” kata dia.

Penghuni kos lainnya, Eko, mengaku memilih memasak di kos-kosannya. "Kadang saya berbagi makanan dengan teman flat saya.”

Dia menyebutkan, operator co-living-nya, Flokq, membersihkan apartemennya setiap minggu, dan setelah pandemi, meningkatkan langkah-langkah keselamatan dan kesehatan mereka.

Penghuni apartemen bernama Malti mengaku terbiasa memasak di apartemennya bersama rekannya. "Cukup banyak untuk saya," katanya.

Pada awal 2020, Eko bersam Rulih dan Davin yang tinggal di rumah kos terpisah, baru-baru ini memutuskan pindah ke apartemen co-living Flokq di kawasan Setiabudi.

“Sedikit khawatir karena sesekali Rulih masih bekerja di luar, tapi dia langsung mandi begitu pulang. Pada akhirnya, rasanya nyaman saat Anda memiliki seseorang yang dapat diajak bicara secara langsung. Saya tidak tahu kapan bisa kembali nongkrong dengan teman-teman seperti biasanya,” ujar Eko.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas