Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Ada Perubahan Perilaku Konsumen, Pedagang di Tokopedia Naik Jadi 8,1 Juta

Perubahan pola belanja dari offline ke online memberi dampak kepada peningkatan jumlah seller atau penjual di marketplace.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ada Perubahan Perilaku Konsumen, Pedagang di Tokopedia Naik Jadi 8,1 Juta
IST
Logo Tokopedia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan pola belanja dari offline ke online memberi dampak kepada peningkatan jumlah seller atau penjual di marketplace.

External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, menyampaikan jumlah penjual sejak Januari 2020 naik cukup signifikan.

"Per April 2020, terdapat lebih dari 8,1 juta penjual di Tokopedia. Artinya ada peningkatan lebih dari 900.000 dari 7,2 juta," kata Ekhel saat diskusi virtual di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Menurutnya, kanal digital menjadi sangat vital dimanfaatkan mengingat transaksi online bisa menekan penyebaran virus Covid-19 di tempat ramai.

Baca: Faisal Basri: Rupiah Menguat karena Utang Dolar Indonesia Meningkat

"Tokopedia berupaya mempercepat adopsi digital bagi pegiat usaha lokal, terutama UMKM, lewat berbagai kolaborasi bersama mitra strategis, salah satunya pemerintah," ucap Ekhel.

Baca: Royal Enfield Jualan Motor di Tokopedia

“Tujuannya adalah memberikan panggung seluas-luasnya bagi UMKM lokal untuk terus berjuang di tengah new normal lewat kanal digital,” tambah dia.

Baca: Faisal Basri Kritik Program PEN: Jangka Pendek dan Banyak Utang Negara Mengalir ke BUMN

Berita Rekomendasi

UMKM sebagai penyumbang lebih dari 60 persen pendapatan negara dipercaya dapat mendorong pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.

Satu di antara pegiat UMKM lokal yang terus beradaptasi di tengah pandemi adalah Nadya Amatullah Nizar, pemilik usaha fesyen muslim Nadjani.

Baca: Token Listrik Rp 1 Juta Habis dalam 2 Hari, Gigi Omeli Petugas PLN: Kesel, di Sini Jepret Mulu . . .

Didirikan pada 2011, Nadjani selalu menampilkan ciri khas produknya, yaitu motif abstrak beraneka desain dan warna.

Nadya mengatakan bahwa pandemi memukul keras usahanya. Penjualan Nadjani secara keseluruhan mengalami penurunan hingga 30 persen. 

“PSBB menyebabkan toko offline kami terpaksa tutup. Melihat pergeseran kebutuhan dan perilaku konsumen, saya dan tim mulai memikirkan inovasi produk agar dapat meningkatkan penjualan,” terang Nadya.

“Kami akhirnya memberanikan diri merombak koleksi Ramadan yang sudah jadi, namun kurang laku, dan menjadikannya produk yang lebih dibutuhkan masyarakat, seperti masker kain, mukena dan celemek,” tambahnya.

Khusus untuk masker kain, seluruh keuntungan penjualannya didonasikan.

Setiap ada pembelian masker kain lewat Nadjani, Nadya membelikan masker juga untuk masyarakat yang membutuhkan.

Seluruh masker yang dijual dalam rangka donasi ini habis dalam 2 menit lewat Tokopedia.

Sejak bergabung dengan Tokopedia, omzet Nadjani kembali stabil, 35 orang para pegawainya tetap menerima penghasilan.

“Saya mendorong pegiat usaha lokal lain, khususnya di industri fesyen muslim, untuk terus berjuang di tengah normal baru ini, dengan terus berinovasi dan menciptakan peluang lewat kanal daring seperti Tokopedia,” tambah Nadya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas