Lima Langkah Perusahaan Hindari Risiko Peretasan
Pandemi global Covid-19 mendorong terjadinya disrupsi dalam bisnis yang juga meningkatkan risiko penipuan berbasis teknologi
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
3. Buat Skema Peretasan
Dalam masa yang penuh ketidakpastian, akan sangat penting untuk proaktif dalam mengidentifikasi berbagai ancaman baru.
Bentuk tim untuk mengevaluasi skema peretasan yang mungkin timbul dan kumpulkan informasi intelijen dari teman, regulator maupun mitra. Berkolaborasi dengan tim keamanan siber juga direkomendasikan untuk menemukan berbagai sumber ancaman yang ada.
4. Manfaatkan Teknik Deteksi Tanpa Pengawasan
Saat teknik pemodelan yang diawasi mungkin tidak menjadi terlalu akurat ketika perilaku berubah secara dramatis, pengaktifan metode yang tidak diawasi (otomatisasi) seperti deteksi anomali, analisa jaringan, dan sistemisasi pengaturan semuanya dapat memberikan penambahan nilai keamanan dengan cepat.
5. Iterasi dan Adaptasi
Deteksi peretasan bukanlah sebuah proses “set-and-forget” sehingga perusahaan harus tetap waspada terhadap ancaman siber yang dapat berevolusi dari waktu ke waktu. Otomatisasi proses, peringatan untuk hibernasi serta berbagai metode lainnya dapat membantu tim anti-peretasan menangani peningkatan volume peringatan fraud yang mungkin mereka hadapi.