Meski begitu, setiap institusi seperti kampus atau sekolah, dapat menetapkan standar baru untuk integritas akademik serta memberi siswa dan instrukturnya solusi terpadu untuk mendukung standar tersebut.

"Pendidik dapat menggunakan Turnitin Originality sebagai alat belajar mengajar, menunjukkan kepada siswa mereka bagaimana mengidentifikasi konten yang tidak asli sebelum menyerahkan makalah mereka," ungkap Jack.

"Turnitin Originality memberi instruktur dan administrator kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai potensi kesalahan dalam satu alat sehingga contoh plagiarisme atau penulisan tidak autentik adalah momen yang bisa diajarkan, bukan menghukum," beber Jack Brazel.

Customer Growth Manager Southeast Asia, Yovita Marlina mengatakan, Turnitin Originality berbentuk software dengan teknologi paling komprehensif untuk membantu mencegah karya yang tidak orisinil serta mendukung siswa/mahasiswa dalam mempelajari cara menghubungkan ide dan konsep dengan benar kepada orang lain.

"Perangat lunak kita bisa mendeteksi plagiarisme. Kami melakukan pengecekan dengan melakukan matching pada sistem kami. Kemudian kami berikan skor seberapa persen sebuah tuiisan memiliki  kemiripan dengan tulisan orang lain," bebernya.

"Jadi sebenermya untuk penentuan scoring baik atau buruk itu dikembalikan kepada institusi (pendidikan) masing masing. Seberapa maksimal batas kesamaan karya ilmiah yang diperbolehkan. Misalnya di tulisan ilmiah mahasiswa post graduate," lanjutnya.

Software Turnitin Originality saat ini sudah digunakan di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Antara lain,Universitas Pelita Harapan, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Trisakti, Jakarta.