Aplikasi Ini Bantu Temukan Praktik Plagiarisme Secara Instan, Digunakan Banyak PTN-PTS di Indonesia
Perangat lunak Turnitin Originality bisa mendeteksi plagiarisme. Kami melakukan pengecekan dengan melakukan matching pada sistem yang dimilikinya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik plagiarisme atau penjiplakan kerap kita temukan di mana-mana, antara lain di dunia akademik. Misalnya pagiarisme oleh mahasiswa dalam mengerjakan skripsi sebagai tugas akhir sebelum wisuda maupun penjiplakan karya ilmiah orang lain untuk mendapatkan gelar akademi tertentu.
Praktik plagiarisme yang kerap ditemukan adalah dengan cara meng-copy paste karya ilmiah orang lain pada karya ciptaannya, menggunakan ulang karya ilmiah orang lain.
Head of Business Partnerships Southeast Asia for Turnitin, Jack Brazel, mengatakan, praktik plagiarisme karya ilmiah merupakan hal jamak ditemukan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Dia menyebutkan, termasuk dalam krteria plagiarisme jika seseorang menggunakan ulang sebagian kata atau kalimat karya orang lain tanpa mencantumkan sumber aslinya.
Termasuk praktik plagiarisme pula jika seseorang menggunakan perangkat lunak atau software untuk modifikasi tulisan karya orang lain melalui metode terjemahan, atau menggunakan joki untuk mengerjakan karya ilmiah orang lain.
Baca: Google Sematkan Fitur Baru Nearby Share di Ponsel Android, Sudah Nongol di Ponsel Samsung
Praktik plagiarisme ini tentu saja menjadi musuh bersama dunia akademik karena dunia akademi harus menjunjung tinggi integritas.
Mengantisipasi praktik plagiarisme semacam ini, Turnitin, perusahaan global yang bergerak di dunia pendidikan dan penelitian, memperkenalkan tools terbaru yang diberi nama Turnitin Originality.
Baca: Google Tutup Aplikasi MP3 Player Mulai Oktober 2020
Teknologi perangkat lunak Turnitin Originality menggabungkan fungsi pengecekan kesamaan teks Turnitin yang sudah dikenal dengan fitur-fitur baru yang membantu para instruktur mengatasi tren seperti kecurangan kontrak dan mengajarkan siswa akan nilai keterampilan berpikir orisinal.
Baca: Bertekuk Lutut, Facebook dan Google Harus Bayar Konten Berita di Australia
"Turnitin Originality menggunakan teknologi paling komprehensif untuk membantu mencegah karya yang tidak orisinal serta mendukung siswa dalam mempelajari cara menghubungkan ide dan konsep dengan benar kepada orang lain," ungkap Jack Brazel, Head of Business Partnerships, Southeast Asia for Turnitin di acara diskusi online dengan media, Rabu, 5 Agustus 2020.
Jack menjelaskan, perangkat lunak ciptaan perusahaannya mampu melakukan tracking dengan cara meriksa apakah karya ilmiah yang sedang diajukan tersebut mirip dengan teks karya ilmiah lainnya dengan mengacu pada database yang dimiliki Turnitin Originality.
Turnitin Originality akan mampu menemukan orisinalitas karya tersebut benar-benar dibuat oleh yang bersangkutan. Temuan data indikasi plagiarisme dari hasil tracking Turnitin Originality, bisa digunakan memfasilitasi percakapan antara instruktur dan mahasiswanya tentang bagaimana menemukan dan mengekspresikan suara asli mereka.
Perangkat lunak ini menurut Jack berguna untuk kebutuhan pembelajaran online seperti di masa pandemi saat ini.
"Mereka harus lebih bijaksana dan holistik tentang pendekatan mereka terhadap integritas akademik. Alat perbandingan teks tradisional dapat mendeteksi praktik copy/paste, plagiarisme atau praktik kolusi oleh siswa/mahasiswanya.
Namun, sayangnya, tool ini tidak melengkapi institusi dengan teknologi yang dibutuhkan dalam mengatasi bentuk kecurangan baru.