Riset: 75 Persen Konsumen di Asia-Pasifik Cenderung Abaikan Keamanan Data Pribadi
Sebanyak 27% responden Asia Pasifik mengindikasikan mereka tidak menyadari terjadinya pembobolan meski yang jadi sasarannya adalah instansi pemerintah
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian besar konsumen di Asia Pasifik menyerahkan tanggung jawab keamanan data pribadi ke perusahaan dan pemerintah.
Sebanyak 43% responden di Asia Pasifik dan 57% di Indonesia meyakini tanggung jawab ini terletak di tangan perusahaan, sementara 32% di Asia Pasifik dan 23% di Indonesia merasa hal tersebut adalah tanggung jawab pemerintah.
Hanya 25% responden Asia Pasifik dan 20% di Indonesia yang merasa tanggung jawab keamanan terletak di tangan penggunanya.
Survei bertajuk Curve of Convenience 2020: The Privacy-Convenience Paradox oleh F5 menunjukkan sebanyak 69% pengguna di Asia Pasifik, rata-rata, mengorbankan privasi mereka demi pengalaman yang lebih baik.
Responden dari Indonesia (79%), China (82%), dan India (79%) tercatat sebagai yang paling rela berbagai data. Sedangkan responden Jepang (43%), Australia (50%), dan Singapura (58%) adalah yang paling tidak rela mengorbankan data demi pengalaman yang mulus.
Baca: Tips Hindari Aksi Peretasan: Jangan Panik, Segera Atur Ulang Kata Sandi
Lebih dari seperempat pengguna tidak menyadari terjadinya pembobolan.
Sebanyak 27% responden Asia Pasifik mengindikasikan mereka tidak menyadari terjadinya pembobolan meski yang menjadi sasarannya adalah instansi pemerintah atau aplikasi yang banyak digunakan.
Baca: Laman Disdik Semarang Diretas, Hacker Bikin Kalimat Ini
engguna di masa kini tidak mengubah perilaku mereka setelah terjadi pembobolan keamanan namun kepercayaan mereka terhadap perusahaan dan industrinya menurun.
Hanya 4% responden Asia Pasifik, demikian pula dari Indonesia, berhenti menggunakan aplikasi setelah terjadi pembobolan.
Namun, terjadi penurunan kepercayaan terhadap perusahaan, dengan perusahaan media sosial mengalami penurunan terbanyak yakni 19 poin persentase.
Temuan survei bertajuk Curve of Convenience 2020: The Privacy-Convenience Paradox menunjukkan beratnya upaya yang harus dilakukan untuk menemukan keseimbangan antara keamanan dan kenyamanan di mana perusahaan dan pemerintah memikul tanggung jawab.
Survey yang lanjutan dari 2018 ini dilakukan secara online pada 25 Maret – 13 April 2020 dengan 4.100 responden dari delapan negara: Australia, China, India, Indonesia, Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Taiwan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 703 responden berasal dari Indonesia. Studi ini berlangsung ketika terjadi krisis Covid-19.