Kini Biaya Berkurban Tidak Lagi Memberatkan karena Bisa Ditabung Dulu Lewat Aplikasi JOS
PT Jawara Multi Pembayaran Indonesia menghadirkan aplikasi bernama Jamaah Online System di smartphone Android untuk menabung hewan kurban.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berkurban merupakan salah satu ajaran agama yang dijalankan umat Islam pada Hari Raya Idul Adha. Satu orang bisa berkurban seekor kambing atau domba. Bisa juga berkurban sapi atau kerbau yang bisa dilaksanakan bersama-sama untuk tujuh orang pekurban.
Namun, sebagian orang merasakan biaya pembelian hewan kurban jadi melonjak mahal di atas harga wajar setiap menjelang tibanya Hari Raya Idul Adha. Akibatnya, bagi sebagian umat muslim, harga yang ditawarkan menjadi tidak terjangkau.
Merespon kendala tersebut, PT Jawara Multi Pembayaran Indonesia (JAMPI) menghadirkan aplikasi bernama Jamaah Online System (JOS) di smartphone Android.
Melalui aplikasi ini, siapa saja bisa berkurban dengan cara mencicil biayanya melalui aplikasi untuk sekian kali pembayaran. Dengan demikian biaya berkurban menjadi ringan.
"Berkurban melalui fitur tagihan kurban di aplikasi JOS mengajak semua umat muslim berkurban secara terencana sambil berwakaf dengan mudah, aman dan harga terjangkau," ungkap Iskandar Idris, General Manager Aplikasi JOS dalam acara diskusi virtual pengenalan aplikasi ini bersama media dan sejumlah pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Kamis (29/10/2020).
Baca juga: Catat, 21 Aplikasi Android Ini Sebaiknya Dihapus
Iskandar Idris menjelaskan, untuk bergabung di metode berkurban dengan cara menabung dana ini, masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi JOS dengan mengetikkan kata kunci 'Jama’ah Online Sistem' di Play Store pada ponsel Android.
Baca juga: Ragam Inovasi Digital Tokopedia di Aplikasi iOS
Bagi yang telah menggunakan aplikasi JOS, cukup dengan melakukan update aplikasi ini ke versi terbaru di Play Store. “Berkurban sambil berwakaf dengan lebih mudah, aman, dan harga terjangkau dengan aplikasi JOS,” kata Iskandar Idris.
Firman, CEO Nabung Kurban menambahkan, aplikasi ini dihadirkan untuk memberi pelayanan terbaik untuk masyarakat yang membutuhkan hewan kurban.
Baca juga: Cara Melihat Instagram Story Tanpa Ketahuan, Mudah dan Tidak Perlu Aplikasi Tambahan
Saat berkurban biasanya cukup berat untuk biaya pembelian hewan kurban yang cukup mahal saat Hari Raya Idul Adha tiba. Selain itu masih adanya persepsi di sebagian masyarakat bahwa berkurban cukup sekali seumur hidup.
Selama ini terjadi permainan harga hewan kurban oleh pemilik modal. Lewat aplikasi JOS ini kita ingin hadirkan konsep berkurban yang lebih murah dan terjangkau.
Tahun 2019, potensi ekonomi hewan kurban mencapai Rp 28,4 triliun dari 3,5 juta pekurban, mayoritas berada di Jabodetabek.
Rinciannya, kambing sebanyak 2.490.000 ekor, sapi 1.020.000 ekor dengan total daging kurban mencapai 181.000 ton. Manfaat ekonomi dari aktivitas kurban ini mulai dari peternak sampai pedagang mencapai Rp 69 triliun.
Alur pengadaan hewan kurban di aplikasi JOS adalah bekerja sama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) bekerja sama dengan peternak/produsen hewan kurban dan distributor untuk disalurkan ke pekurban.
"Cukup dengan cicilan Rp 150 ribuan selama 12 kali mencicil sudah bisa berkurban 1/7 bagian sapi dengan bobot sapi 200an kg. Paling murah di kelasnya," ungkap Firman.
Dia menambahkan, Solusi pengadaan hewan kurban melalui aplikasi JOS ini dikelola dengan mudah murah dan terjangkau, aman/amanah, profesional dan menguntungkan.
"Tahun 2019 kemarin terkumpul 112 ekor sapi seluruhnya jenis sapi bali dengan tekstur daging yang bagus jika dibandingkan sapi lokal lainnya. Kita sedang upayakan peternak binaan antara lain di Nusa Tenggara Timur yang menternakkan sapi bali," jelasnya.
Benefit Bagi Pengguna
Iskandar Idris menjelaskan, pengguna aplikasi JOS akan mendapatkan sejumlah benefit. Diantaranya, besaran biaya kurban yang bisa dicicil mulai dari Rp 5ribuan per hari atau Rp 150 ribuan per bulan dan tersedia harga lainnya.
Selain itu, dana calon pekurban juga dijamin aman karena dana mereka disimpan di bank. Memasuki H-60 Idul Adha saat penyemeblihan hewan kurban dana yang terkumpul mulai dibelanjakan dengan harga jual beli hewan kurban per kilogram yang tidak berubah.
Benefit lainnya menurut Idris Iskandar, pengelolaan hewan kurban dilakukan oleh manajemen Nabung Qurban, unit usaha dari Koperasi Ummat Bersatu Barokah (KUBB) dengan tim profesional yang telah melalui lebih dari 20.000 jam terbang di pengelolaan hewan kurban sejak tahun 2004.
"Bergabung di aplikasi ini juga menguntungkan dunia akhirat karena bagi pekurban terdapat selisih harga antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta jika dibandingkan pembelian hewan kurban langsung di bulan Dzulhijah," jelas Iskandar Idris.
Pekurban, lanjut Iskandar Idris, juga mendapatkan pahala syiar kurban, sedekah, serta wakaf dari sebagian harga yang dibayarkan.
Yati, seorang ibu rumah tangga warga Cengkareng, Jakarta Barat, mengaku sudah memanfaatkan aplikasi JOS ini untuk kebutuhan dia berkurban di Idul Adha.
Dia mengaku hanya perlu melakukan pembayaran biaya kurban sebanyak 14 kali melalui aplikasi JOS.
“Dengan mengikuti program berkurban secara berencana, dulu kami belum bisa berkurban, sekarang bersama anak-anak bisa menjadi shohibul qurban (pekurban),” kata Yati.
Dalam kegiatannya, pengelola aplikasi JOS telah bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan lembaga seperti Speedcash (e-wallet), POROZ (Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat), Lazismu, GYD, Paydoit, BAZNAS, DMI wilayah Kota Tangerang Selatan dan beberapa lembaga pendidikan, DKM Masjid dan Pesantren dari berbagai propinsi di Indonesia.
Aplikasi JOS juga sedang dalam proses kerjasama dengan Badan Wakah Indonesia.
Di Idul Adha 2019 lalu, pengelola aplikasi JOS telah mengelola 112 ekor sapi dan 59 ekor kambing milik para pekurban kemudian meningkat menjadi 231 ekor sapi dan 103 ekor kambing pada Idul Adha tahun 2020.
Sampai September 2020, aplikasi JOS telah menerima kepersertaan untuk menabung hewan kurban dari masyarakat sebanyak 114 ekor sapi dari target 1000 ekor sapi pada bulan Mei 2021 mendatang.
Unit Usaha Koperasi UBB yang menjadi mitra aplikasi JOS saat ini sedang proses menjadi Perseroan Wakaf dengan sekitar 40% saham pendirinya yang kelak akan diwakafkan.
Iwan Fuad, Anggota Divisi Kerjasama, Penelitian dan Pengembangan Badan Wakaf Indonesia (BWI) menegaskan, wakaf jadi instrumen penting dalam Islam. "Potensi wakaf di Indonesia sangat besar mencapai 2 triliun rupiah," ungkapnya.
Sayangnya, selama ini masyarakat hanya mengenal wakaf baru seputar penyediaan lahan untuk sekolah atau tempat ibadah. Padahal wakaf skalanya sangat luas.
"Saat ini wakaf perlu didukung teknologi digital. Penguasaan atas big data akan mendukung upaya mendorong ekosistem wakaf lebih besar lagi. Ekonomi wakaf merupakan peradaban Pancasila karena nilai nilao wakaf sejalan dengan sila-sila dalam Pancasila," tegas Iwan Fuad.