Kebocoran Data Cermati.com, Tren Peretasan Marketplace Masih Berlanjut
Ada 2,9 juta data user yang diambil dari kegiatan 17 perusahaan, sebagian besar kegiatan finansial. Mulai dari KTA, asuransi sampai kartu kredit.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik kembali dihadirkan dengan kabar kebocoran data, kali ini dari cermati.com. Di Raidforums ramai bocoran data yang diperjualbelikan dari cermati sebanyak 2,9 juta user. Penjualnya dengan username “expertdata”.
Ada 2,9 juta data user yang diambil dari kegiatan 17 perusahaan, sebagian besar kegiatan finansial.
Mulai dari KTA, asuransi sampai kartu kredit.
Karena itu perlu dilakukan penyelidikan mendalam lewat digital forensik, dimana saja lubang keamanan yang mengakibatkan breach data terjadi.
Dalam keterangannya Selasa (3/11/2020), pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan bahwa peristiwa ini melengkapi sederet peristiwa kebocoran data di tanah air sejak awal tahun.
Ini semakin memperlihatkan bahwa ada potensi celah keamanan karena Work From Home.
Setidaknya ada tiga penyebab terbesar breach data, yaitu kesalahan manusia sebagai user, kesalahan sistem dan serangan malware sekaligus peretas.
Baca juga: KreditPlus Investigasi Mendalam dan Komprehensif Terkait Dugaan Kebocoran Data Konsumen
Faktor kesalahan manusia ini meningkat selama pandemi, salah satunya karena WFH.
“Seharusnya WFH diikuti dengan memberikan sejumlah tools keamanan seperti VPN, berguna terutama saat pegawai sedang mengakses sistem kantor.
Selain itu dengan pembatasan jam kerja, bukan berarti pengawasan terhadap sistem jadi berkurang.
"Bahkan di luar negeri menurut Microsoft, pengawasan dan anggaran belanja untuk keamanan siber malah naik selama pandemi covid19 ini,” jelas chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.
Pratama menambahkan bahwa edukasi juga wajib dilakukan. Seperti pegawai dilarang mengakses sistem kantor dengan jaringan yang beresiko seperti wifi publik, wifi kafe dan sumber jaringan lain yang tidak jelas siapa adminnya.
Tanpa edukasi standar seperti ini, sistem kantor akan terekspos dengan mudah.
“Marketplace memang diincar, karena salah satu yang menjadi pengelola data masyarakat paling banyak.