Pengguna Internet Indonesia Hampir Tembus 200 Juta pada Kuartal II 2020
Dari peningkatan penggunaan internet tersebut, didominasi oleh wilayah pulau Sumatera sebesar 22,1 persen
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi 196,7 juta jiwa hingga kuartal II 2020.
Jika pada 2018 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia hanya sebesar 171,2 juta jiwa.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII).
Survei tersebut dilakukan pada 2 sampai 25 Juni 2020.
Adapun jumlah respondennya sebanyak 7.000 jiwa dengan teknik pengumpulan data wawancara dan penyebaran kuisoner di seluruh provinsi di Indonesia.
Survei tersebut memiliki margin of error sebesar 1,27 persen.
“Kalau kita lihat peningkatan ini didukung oleh beberapa faktor.
Baca juga: Komisi X DPR RI Kritisi Program Digitalisasi Sekolah: Harusnya Penuhi Akses Internet Dulu
Yang pertama karena infrastruktur yang merata, misalnya seperti Palapa Ring, terus juga dengan kondisi saat ini (pandemi Covid-19) dimana masyarakat harus online,” ujar Ketua Umum APJII Jamalul Izza dalam diskusi virtual, Senin (9/11/2020).
Sementara itu, Sekertaris Jenderal APJII Henri Kasyfi menambahkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah populasi di Indonesia mencapai 266 juta jiwa.
Dari data tersebut pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II 2020 ini mencapai 73,7 persen. Angka tersebut naik jika dibandingkan 2018 lalu yang hanya sebesar 64,8 persen.
“Kalau kita gabungkan dari data BPS, jumlah populasi di Indonesia versi BPS 266 juta. Sehingga user internet Indonesia diperkirakan adalah 196 juta pengguna. Naik dari 171 juta di 2018 dengan penetrasi 73,7 persen atau naik sekitar 8,9 persen atau sekitar 25,5 juta pengguna. Di tahun lalu kita naik 21 juta dan di tahun ini kita naik 25,5 juta,” kata Henri.
Dari peningkatan penggunaan internet tersebut, didominasi oleh wilayah pulau Sumatera sebesar 22,1 persen.
Selanjutnya, Pulau Jawa 56,4 persen, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 5,2 persen, Kalimantan 6,3 persen, Sulawesi 7 persen serta Maluku dan Papua 3 persen.
“Kalau kita lihat dari survei yang lalu, maka kontribusi penetrasi berimbang, namun kalau di Jawa agak naik sedikit kontribusinya tahun ini 56,4 persen sebelumnya 55,7 persen. Ini menggambarkan infrastruktur di Jawa lebih berkembang, sehingga kontribusi nasional dia tetap memberikan kenaikan. Otomatis jika di Jawa berkembang kontribusi di lainnya agak sedikit menurun,” ungkapnya.