Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Big Data Jadi Sumber Kejahatan Lintas Negara, Yasonna: Jangan Kalah Canggih dari Hackers

Big data diretas dan dimanfaatkan untuk tindak kejahatan dunia maya atau cybercrime.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Big Data Jadi Sumber Kejahatan Lintas Negara, Yasonna:  Jangan Kalah Canggih dari Hackers
TRIBUNNEWS/LUSIUS
Menkum HAM Yasonna Laoly. 

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menkumham Yasonna Laoly menyebut big data menjadi salah satu sumber kejahatan lintas negara.  

Big data diretas dan dimanfaatkan untuk tindak kejahatan dunia maya atau cybercrime.

Hal ini disampaikan Yasonna dalam webinar Potensi Ancaman 'Cyber Crime' Bagi Pelaku Bisnis" yang diselenggarakan Tribun Network, Kamis (19/11/2020).

"Big data menjadi salah satu sumber kejahatan lintas negara, terutama apabila si pelaku mampu menemukan modus yang lebih canggih dari jangkauan aparat kemanan negara. Sebab mereka mengendalikan operasinya dari remote, dari jauh," jelas Yasonna.

Dewasa ini perang kecanggihan antara para hackers dan peretas melibatkan para pelaku kejahatan lintas negara dengan aparat keamanan negara.

Baca juga: Pentingnya Edukasi Tentang Cyber Security Agar Terhindar dari Peretasan

Kebijakan tradisional yang menyebut 'pertahanan terbaik ialah menyerang' dinilai tidak lagi tepat. 

BERITA REKOMENDASI

"Dalam konteks penanggulangan kejahatan negara hal itu mungkin tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan," ucap Yasonna.

Baca juga: Kerugian Akibat Cybercrime di 2021 Diprediksi Akan Tembus 6 Triliun USD

Alih-alih menyerang, Yasonna berharap setidaknya Indonesia mampu melakukan prediksi sebelum diserang serta mengidentifikasi kelemahan sistem  sendiri sebelum diketahui para hackers. 

Mengutip seorang pakar di bidang cyber, Yasonna mengatakan setiap entitas saat ini penting untuk mempertimbangkan potensi besar penggunaan big data. 

Hal itu diperlukan untuk mempertahankan pelanggan dan aset mereka dari ancaman cybercrime yang terus berkembang. 

"Mereka yang serius dalam melindungi jaringan mereka harus mampu melampaui solusi keamanan tradisional, dan menerapkan analytics skala besar dan canggih pada platform data konvergensi," kata Yasonna.


Meskipun tidak mudah untuk mengatasi permasalah cybercrime yang semakin kompleks, namun hal tersebut bukanlah hal yang mustahil. 

Setiap kelompok usaha serta negara, lanjut Yasonna, wajib punya cyber security untuk mencegah kejahatan macam ini. 

Selain itu dibutuhkan kerjasama dengan banyak pihak di banyak negara. 

"Kita tidak boleh kalah canggih dari penjahat dunia Maya, kita harus selalu jauh lebih maju dan canggih dari mereka, tidak boleh sama sekali ketinggalan langkah," ujar Yasonna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas