Telkom Siapkan Aplikasi untuk Monitoring Distribusi Vaksin Covid-19
Telkom tengah mengintegrasikan data dari berbagai sumber yang terkait dengan vaksin Covid-19.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Telkom membantu Komite Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan menyiapkan sebuah aplikasi yang menyajikan satu data untuk pengadaan dan pendistribusian vaksin Covid-19 agar tepat sasaran.
Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia, Fajrin Rasyid mengatakan, pihaknya tengah mengintegrasikan data dari berbagai sumber yang terkait dengan vaksin Covid-19.
"Data ini di antaranya ada dari kementerian dan lembaga seperti Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, Dukcapil dan lain-lain," tutur Fajrin saat Webinar KPCPEN "Persiapan Infrastruktur Data dan Layanan Vaksinasi CovidI19", Selasa (1/12/2020).
Baca juga: Pfizer dan BioNtech Minta Persetujuan European Medicines Agency, Pasarkan Vaksin Covid-19 di Eropa
Dari data yang dimiliki kementerian dan lembaga tersebut, Telkom mengembangkan dashboard filtering yang nantinya digunakan untuk menentukan daerah prioritas, penduduk prioritas dan jadwal, sesuai dengan ketersediaan vaksin.
Baca juga: Presiden Brasil Ogah Ikut Vaksinasi Corona Padahal Pernah Terpapar Covid
"Ini untuk menentukan siapa saja prioritas yang akan menerima vaksin di awal, karena di awal kan vaksinnya sangat terbatas."
"Yang menerima diantaranya tenaga kesehatan, TNI, Polri, orang-orang yang ada di garda terdepan penanganan Covid," imbuhnya.
Aplikasi ini juga nantinya dapat digunakan untuk memonitor produksi dan juga pengiriman vaksin, serta jumlah vaksin yang dibutuhkan.
Platform yang sedang dikembangkan Telkom ini juga akan mengetahui persebaran penduduk yang menjadi prioritas dan bisa menyamakan dengan supply vaksin yang datang.
Selain itu, aplikasi ini juga nantinya akan memberikan laporan vaksinasi sebagai kontrol harian, misalnya berapa yang sudah divaksin, di lokasi mana saja yang perlu ditambahkan dan lain sebagainya.
"Kami saat ini sedang melakukan kroscek atau penggabungan dan melakukan integrasi data dari berbagai sumber di atas tadi. Jadi BPJS Kesehatan ada 200 sekian juta data, yang kemudian kami padupadankan dengan data dari sumber-sumber lainnya, termasuk di antaranya Dukcapil dari Kementerian Dalam Negeri, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan khususnya untuk tenaga kesehatan dan juga data dari TNI dan Polri," jelas Fajrin.
Telkom menyebut bahwa project ini menjadi penting untuk meningkatkan kualitas data, karena pihaknya menemukan ada data yang masih terjadi dalam satu member tetapi ketika di kroscek menemukan bahwa orang tersebut sudah meninggal.
"Kroscek ini akan menjadikan kualitas data semakin solid dan semakin baik," tambahnya.