Intip Kiprah 3 Startup Indonesia Kembangkan Potensi Ekonomi Digital di Wilayah 3T
Program Dayamaya mengajak para pelaku startup e-commerce, komunitas, kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi wilayah 3T.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki potensi digital yang luar biasa dengan dukungan talenta-talenta lokal dan talenta muda yang sangat banyak di daerah.
Untuk mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah khususnya di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar program Dayamaya.
Program ini mengajak para pelaku startup e-commerce, komunitas, kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di wilayah 3T.
Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Kominfo mengatakan, lewat peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, Indonesia akan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T.
Baca juga: Accelerator Program Ajak Startup Digital di Asia-Pasifik Kembangkan Bisnis
Saat ini ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat.
"Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” kata Danny Januar Ismawan, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Startup Jaringan Bengkel Kendaraan Otoklix Raih Pendanaan 2 Juta Dolar AS
Tiga dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat adalah Atourin, Cakap, dan Jahitin.
Startup Atourin merupakan perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia.
Baca juga: Jepang-Indonesia Buka Peluang Investasi Startup Digital
Di 2019 startup ini menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.
Reza Permadi dari Tim Operasional Atourin mengatakan, selama 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi.
Mreka lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi.
Dengan ini diharapkan akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi.
“Di masa pandemi ini, salah satu satu program kami yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual," kata Reza.
Menurutnya, salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata.