Kabar Baik, Sistem Biometrik Akurat Satu Bukukan Rekor Tinggi di Kategori FRVT 1:N Identification
NIST merupakan lembaga standarisasi sekaligus laboratorium ilmu sains tertua dan bergengsi yang bermarkas di AS.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar baik untuk Indonesia datang dari dunia biometrik teknologi. Perusahaan startup teknologi teknologi biometrik untuk industri, Akurat Satu, baru saja dinyatakan lulus sertifikasi kategori FRVT 1:N (one-to-many) Identification dan FRVT 1:N Investigation melalui proses yang sangat sulit dan rumit.
Teknologi biometrik Akurat Satu terpaut tipis dari segi peringkat dengan
teknologi biometrik dari Microsoft dari segi kecepatan, akurasi dan skalabilitas terhadap populasi besar.
NIST merupakan lembaga standarisasi sekaligus laboratorium ilmu sains tertua dan bergengsi yang bermarkas di AS. Lembaga ini memiliki misi mendukung kreasi inovasi dan persaingan industri secara global.
Baca juga: Hindari Kontak Langsung, Emirates Lakukan Pemeriksaan Biometrik
“1:N atau one to many adalah tes biometrik yang jauh lebih rumit, kalau pada 1:1 sebuah foto dicocokkan hanya dengan satu foto yang berbeda, nah pada one to many (1:N) itu foto dicocokkan atau ditembakkan pada ratusan juta bahkan milyaran foto sekaligus, untuk menemukan matching-nya
dalam hitungan detik," ujar Rionald A. Soerjanto, Direktur Pengembangan Bisnis Akurat Satu, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Keamanan Berinteraksi Online Menggunakan Teknologi Verifikasi Biometrik
Baca juga: Verifikasi Wajah dan Sidik Jari di Fitur Biometrik GoPay Tingkatkan Keamanan Transaksi Non-Tunai
Dijelaskan, kecepatan, akurasi dan skalabilitas terhadap jumlah foto yang banyak sangat diperlukan untuk bisa memenuhi kebutuhan yang ada di lintas industri.
Penggunaan sistem biometrik di Indonesia sendiri sudah semakin luas seiring perkembangan teknologi, seperti untuk mendeteksi adanya duplikat pada basis data biometrik atau foto wajah.
Teknologi ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi kecurangan informasi yang diberikan berupa kredensial penting seperti untuk kartu identitas, investigasi kriminal, pengelompokan forensik, dan masih banyak lagi.
“Verifikasi dan identifikasi data biometrik seperti wajah manusia merupakan hal yang sangat krusial dalam dunia identifikasi dan investigasi karena menyangkut keamanan semua pihak di era digital ini," ujar Christian Kurniawan, Direktur Akurat Satu.
Dijelaskan, sistem yang ada harus mampu memverifikasi dan mengidentifikasi dan deteksi dengan akurat dan cepat meskipun pada jutaan data yang ada. Selain itu juga harus mampu mendeteksi hasil foto kooperatif atau non-kooperatif serta foto orang kembar sekalipun.
Dengan sertifikasi yang didapat ini, ASLI RI, VeriJelas, afiliasi dan pengguna terbesar teknologi biometrik Akurat Satu makin mantap dalam membantu perusahaan penyedia layanan jasa keuangan, perusahaan berbasis teknologi dari dalam negeri dan juga secara global untuk mencegah tindak kejahatan di dunia digital yang kini marak terjadi/
Lembaga penegak hukum di Indonesia juga terbantu oleh kehadiran teknologi
biometrik ini.
Dijelaskan, Akurat Satu menjadi satu-satunya perusahaan tech startup asal Indonesia yang berhasil mendapatkan sertifikasi di kategori tersebut.
Berdasar publikasi yang dikeluarkan NIST, startup selain lolos pada satu kategori, startup ini juga lulus pada dua kategori lain, yaitu kategori FRVT 1:N Identification dan FRVT 1:N Investigation dengan peringkat 20
besar di dunia.
Peringkat tersebut lebih tinggi dari beberapa perusahaan existingbiometrik asing seperti Idemia, Cogent, Cognitech, HIK Vision dan Toshiba yang memiliki valuasi perusahaan hingga miliaran dollar.