Indonesia Darurat SDM Bidang ICT, Kampus Hanya Sanggup Suplai 450.000 Per Tahun
Sampai tahun 2030, kebutuhan SDM di bidang ICT di Indonesia akan mencapai 30 juta orang.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kekurangan tenaga ahli di bidang information and communication technology (ICT) seiring dengan makin tingginya kebutuhan SDM di bidang ICT oleh berbagai sektor industri.
Dekan Fakultas Ilmu Komputer UMB Dr Mujiono Sadikin pada acara penutupan Fasilkom Week 2020 secara virtual akhir pekan lalu mengemukakan, sampai tahun 2030 kebutuhan SDM di bidang ICT di Indonesia akan mencapai 30 juta orang.
"Sementara, kemampuan perguruan tinggi negeri dan swasta dalam pemenuhan lulusan baru di bidang teknologi informatika tidak sampai 450 ribu per tahun," ujar Mujiono.
Dengan demikian masih terdapat disparitas sangat lebar antara kebutuhan dan pasokan SDM di bidang ICT di Indonesia.
"Ada kekurangan yang sangat besar, itu baru dari sisi kuantitas, belum soal kualitas," ujarnya.
Mujiono menilai, penyelenggaraan event-event di bidang ICT oleh kampus seperti Fasilkom Week 2020 yang diisi dengan kegiatan coding dan pameran karya dan lain lain mendukung upaya menumbuhkan ekosistem ICT di Indonesia.
"Kegiatan ini juga untuk menjalankan misi dan visi kampus, karena itulah kami mengadakan event event semacam ini," ungkapnya.
Baca juga: 3 Kelebihan MPWR, Aplikasi Digital Lifestyle Telco Baru Buat Kamu yang Suka Kebebasan
Dia menjelaskan, gelaran ini merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan, didasari kebutuhan komunitas di bidang ICT untuk menyalurkan kreativitas dsn mengembangkan ide-ide kreatif mahasiswa.
Baca juga: Cara Rekam Meeting di Google Meet, Mudah dan Tidak Perlu Aplikasi Tambahan
"Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahim bagi para mahasiswa untuk membangun kolaborasi. Kita harus kuasai ICT, juga mampu mebangun kolaborasi," tegasnya.
Danto Sukmajati, Ph.D. Dir. Kemahasiswaan mengatakan, ke depan kita akan menghadapi kondisi yang serba penuh ketidakpastian.
"Dunia sudah tidak bisa diprediksi lagi, pola pola patternnya sudah berubah. Materi yang diajarkan dosen ke mahasiswa hari ini, 4 tahun lagi sudah basi, sudah kuno," ungkapnya.
Dia menjelaskan, mengantisipasi kondisi serba tidak pasti tersebut, Fasilkom UMB saat ini mengembangkan kurikulum yang hasil pembelajarannya harus bisa memenuhi kebutuhan di masa datang.
"Dibutuhkan auxiliary skill, kemampuan beradaptasi, kemampuan kolabirasi, etika yang baik kemampuan membaca peluang," ungkapnya.
Selain itu juga dibutuhkan kemampuan penguasaan teknologi. "Lulusan Fasilkom tidak hanya harus bisa memproduksi ICT tapi juga harus bisa memasarkan," ungkapnya.
Ajang Fasilkom Week 2020 menurutnya juga untuk membangun budaya inovatif. "Fasilkom Week 2020 ini bisa menjadi upaya atasi gap antara lulusan kampus dengan kebutuhan dunia industri di bidang ICT," ujarnya.
Fasilkom Week 2020 kali ini mengangkat tema Revolution for Future diikuti mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UMB.
Tahun depan, penyelenggaraan Fasilkom Week akan dikolaborasikan dengan kampus dari perguruan tinggi lain.
"Kita selenggarakan bekerja sama dengan universitas lain, mudah-mudahan ada universitas lain yang tertarik," ujar Mujiono Sadikin.