Sambut Hari Ibu 2020, Google Ajak Pengguna Buat Kartu Digital Interaktif Lewat Doodle
Sambut Hari Ibu 2020, Google Google Ajak Pengguna Buat Kartu Digital Interaktif Lewat Doodle. Berikut caranya.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Kemudian arahkan ke ornamen yang ingin kamu hapus.
Jika kurang menarik, kamu bisa mengulang pembuatan kartu digital dengan tekan menu gambar tempat sampah.
Ketika sudah selesai, kamu tinggal ketuk gambar amplop dengan tulisan 'kirim'.
Google memungkinkan pengguna membagikan kartu virtual tersebut ke platform lain seperti Twitter, Facebook, dan e-mail.
Doodle yang dibuat oleh Alyssa Winans ini hanya muncul di Indonesia hari ini, Selasa (22/12/2020) sebagai peringatan Hari Ibu ke-92.
Baca juga: 50 Ucapan Selamat Hari Ibu Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok Dibagikan pada 22 Desember 2020
Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Dikutip dari Buku Panduan Pelaksaan Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun 2020 yang dirilis Kemen PPPA, lahirnya Peringatan Hari Ibu tak lepas dari perjuangan para perempuan Indonesia.
Bibit kebangkitan perjuangan perempuan Indonesia telah dimulai sebelum masa kemerdekaan, yang ditandai perjuangan pendekar perempuan di berbagai tempat di Indonesia, seperti Tjut Njak Dien di Aceh, Nji Ageng Serang di Jawa Barat, RA Kartini di Jawa Tengah, serta masih banyak lagi yang lain.
Dalam kurun waktu setelah kelahiran Budi Utomo pada 1908, banyak lahir perkumpulan perempuan di berbagai tempat, seperti Aisiyah, Wanita Katolik, Putri Merdeka, dan lain-lain.
Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.
Baca juga: Kumpulan Puisi Tema Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Cocok Jadi Kado Spesial untuk sang Ibu
Pada saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada 22-25 Desember 1928, diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.
Satu dari beberapa hasil kongres itu yakni terbentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).
Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.