Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Cloud Kitchen Mudahkan Pemula Rintis Bisnis Food Delivery Tanpa Dibebani Banyak Biaya

Cara kerja Co-Kitchen dimulai saat konsumen melakukan order makanan ataupun minuman melalui aplikasi pesan-antar.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cloud Kitchen Mudahkan Pemula Rintis Bisnis Food Delivery Tanpa Dibebani Banyak Biaya
IST
Alur pemesanan makanan via agregator food delivery di Telepot Co-Kitchen. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri Food and Beverage (F&B) di Indonesia dari tahun ke tahun tumbuh sangat pesat, didukung oleh karakteristik masyarakat Indonesia yang konsumtif.

Pertumbuhan food delivery di Indonesia bahkan melampaui China dan Korea Selatan, mencapai  19.82%.

Faktor pendorong pertumbuhan industri F&B adalah tren food delivery selama pandemi yang mengubah perilaku masyarakat ke layanan pemesanan melalui food aggregator platform.

Namun sebagian pelaku industri ini terkendala oleh tingginya modal awal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha, biaya sewa lokasi usaha serta biaya operasional seperti cashier, waitress, dan biaya overhead lainnya yang menyebabkan keuntungan tidak maksimal.

Baca juga: Startup eFishery Raup Pendapatan Empat Kali Lipat di Masa Pandemi

Merespon itu, Telepot Co-Kitchen menjembataninya dengan menyediakan infrastruktur dapur atau dikenal dengan istilah co-kitchen atau cloud kitchen yang fokus pada online food delivery.

Baca juga: Sukses Dengan KFC, PT Fast Food Indonesia Bawa Taco Bell ke Indonesia

Layanan ini didukung dengan konsep multiple brand dalam satu dapur agar biaya akan terbagi sehingga risiko berkurang secara drastis.

Baca juga: Di Warung Ini Bisa Puaskan Selera Kuliner dengan 40 Pilihan Menu Ala Street Food

Nicholas Hum, Co-Founder Telepot Co-Kitchen mengatakan, melalui konsep Cloud Kitchen yang diterapkan Telepot Co-Kitchen, pebisnis tidak perlu berinvestasi pada peralatan makan, desain interior, dan harga sewa tinggi dengan beban biaya di awal usaha.

BERITA TERKAIT

Dengan demikian akan memberikan banyak keuntungan dan penghematan, terutama bagi pelaku UMKM yang memiliki modal terbatas.

Nicholas menjelaskan, Telepot Co-Kitchen mengoperaskan co-kitchen pertama di Kemang, Jakarta Selatan, dengan total 90 dapur.

Kemang dipilih lantaran mempertimbangkan permintaan order makanan yang besar dan daya beli yang tinggi.

Dalam jarak 6 km, flagship pertama Telepot Co-Kitchen ini menurutnya dikelilingi berbagai residensial, Central Business District (CBD), maupun commercial area yang menjadi potensi pangsa pasar dan memiliki permintaan tinggi terhadap online food delivery.

Cara kerja Co-Kitchen dimulai saat konsumen melakukan order makanan ataupun minuman melalui aplikasi pesan-antar. Kemudian pesanan tersebut akan disampaikan ke dapur untuk dipersiapkan.

Pada saat bersamaan, pengantar makanan akan langsung menuju ke Telepot Co-Kitchen dan menemui tim Telepot Co-Kitchen untuk mengambil pesanan.

Setelah makanan telah siap, tim Telepot akan mengambil pesanan di dapur dan memberikannya kepada pengatar makanan untuk dikirimkan kepada konsumen.

Pick-up juga dapat langsung dilakukan oleh pemesan di flagship Telepot Co-Kitchen.

Selain dapur yang mendukung operasional bisnis F&B, Telepot Co-Kitchen juga menyiapkan fasilitas dan layanan untuk fungsi bisnis lainnya seperti studio foto untuk produk makanan dan minuman, dapur estetis untuk konten marketing, dan lainnya.

Layanan untuk mengembangkan bisnis seperti analisis performa usaha hingga perencanaan strategi bisnis juga diberikan kepada setiap member dari Telepot Co-Kitchen secara berkala.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas