Opensignal: Merger Indosat dan Tri Akan Jadi Penantang Terkuat Telkomsel
Opensignal menilai, Indosat unggul dalam hal pengalaman kecepatan download dan upload internet yang lebih baik ketimbang Tri.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persaingan operator seluler kian ketat pasca penjajakan merger antara Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan Indosat Ooredoo menyeruak.
Kedua opertaor asal tengah melakukan penjajakan satu sama lain sebelum mencapai kesepakatan untuk merger.
Menurut, analisis Opensignal, apabila merger Indosat dan Tri terjadi, maka dapat mengubah peta persaingan operator seluler di Indonesia sekaligus penantang terkuat Telkomsel.
Disampaikan Francesco Rizzato dari Opensignal, jika kesepakatan selesai, pelanggan mungkin masih akan menunggu dalam hitungan bulan atau bahkan tahun untuk merasakan manfaat dari merger kedua operator seluler ini.
Sebab dalam proses penggabungan dua entitas perusahaan, diperlukan waktu bagi operator untuk mengintegrasikan jaringan yang ada dan menciptakan sinergi. Kendati begitu, kata Rizzato, beberapa perubahan bisa datang lebih cepat.
Baca juga: Sepanjang 2020, Indosat Bukukan Pendapatan Rp 27,9 Triliun
Opensignal telah melakukan analisis apabila merger Indosat dan Tri terjadi.
Opensignal menilai, Indosat unggul dalam hal pengalaman kecepatan download dan upload internet yang lebih baik ketimbang Tri.
Namun dari sisi pengalaman streaming video dan game, Tri jadi yang terdepan ketimbang Indosat.
Baca juga: Kolaborasi Indosat dan Snapchat Percepat Penggunaan Augmented Reality
"Ini menunjukkan jika kedua operator merger, tidak hanya pengguna smartphone dari satu operator saja yang akan melihat pengalaman rata-rata yang meningkat, tetapi pengguna kedua operator tersebut akan melihat peningkatan di sejumlah kategori pengalaman mobile," tutur Rizzato dalam keterangan tertulisnya.
"Sementara di kategori lain mengalami penurunan, sehingga menunjukkan bagaimana dua operator 'unggul' dalam kategori pengalaman seluler yang berbeda," ucap Rizzato.
Ada empat kategori yang dianalisis oleh Opensignal. Di antaranya adalah pengalaman kecepatan internet download, kecepatan internet upload, pengalaman video, dan pengelaman game.
Opensignal mengungkapkan, hanya pengalaman game dan pengalaman kecepatan internet upload yang menunjukkan gabungan skor Indosat dan Tri lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sementara pengalaman kecepatan internet download dan pengalaman video berada di bawah rata-rata nasional.
Hal ini terjadi, lantaran Telkomsel menguasai pasar pelanggan seluler di Indonesia dan memiliki skor yang bobotnya lebih besar dari rata-rata nasional. Begitu juga keunggulan dalam kecepatan internet download dan pengalaman video.
"Strategi yang perlu dipakai oleh Indosat dan Tri adalah mencapai penggunaan rata-rata nasional. Itu merupakan tujuan yang lebih menantang bagi gabungan skor Indosat dan Tri di kedua kategori tersebut," papar Rizzato.
Opensignal juga menjelaskan bagaimana skor gabungan Indosat dan Tri bervariasi secara regional atau antar pulau besar di Indonesia. Untuk regional Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, ditemukan bahwa Indosat mendapat skor lebih rendah dari 3 di keempat wilayah.
Namun, untuk skor pengalaman video, keduanya mendapat penilaian ambang batas untuk wilayah Jawa dan Kalimantan meraih penilaian skor baik.
Apabila kecepatan internet download Tri dan Indosat digabung, hasilnya akan di atas 10Mbps di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, sedangkan Sumatera menyentuh 9,5Mbps.
"Meskipun merger Indosat dan Tri berpeluang bagi kedua operator Indonesia untuk memperkuat posisi kompetitif mereka di pasar, kemungkinan besar akan membutuhkan waktu yang lama sampai hal itu tercapai. Sebelum pengguna melihat manfaat dari pengalaman seluler mereka karena entitas gabungan tersebut mengintegrasikan jaringan mereka, menciptakan sinergi, dan berpotensi menantang pemimpin pasar Telkomsel," tutup Rizzato.