Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Kejahatan dan Etika Siber Makin Memprihatinkan, BSSN Luncurkan Portal Digital Citizenship

Materi pembelajaran Digital Citizenship Indonesia akan menyasar anak-anak mulai dari playgroup, SD hingga perguruan tinggi, orang dewasa dan keluarga.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kejahatan dan Etika Siber Makin Memprihatinkan, BSSN Luncurkan Portal Digital Citizenship
dok. DCI
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Cloud Computing Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Drone Emprit meluncurkan portal pembelajaran Digital Citizenship Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Risiko kejahatan siber atau yang dikenal dengan istilah cybercrime menjadi pengetahuan yang penting untuk diketahui oleh masyarakat.

Namun dalam prakteknya tidak banyak masyarakat di Indonesia memahami hal tersebut, sehingga masih banyak masyarakat ataupun organisasi di Indonesia menjadi korban dari kejahatan siber.

Prihatin atas hal itu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Cloud Computing Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Drone Emprit meluncurkan portal pembelajaran Digital Citizenship Indonesia.

Portal pembelajaran digital ini bisa diakses di laman https://digitalcitizenship.id.

Materi pembelajaran Digital Citizenship Indonesia akan menyasar anak-anak mulai dari playgroup, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, orang dewasa dan keluarga.

Baca juga: Gara-gara Nggak Bisa Main Twitter dan Facebook Lagi, Donald Trump Bikin Aplikasi Medsos Sendiri

Dra. Rr. Retno Artinah S., Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN di acara peluncuran, Selasa (23/3/2021) mengatakan, Digital Citizenship Indonesia merupakan inisiatif bersama untuk meningkatkan literasi terkait keamanan siber dan etika di ruang siber.

Peluncuran platform pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan bersama terkait literasi keamanan siber dan juga etika di ruang siber.

Baca juga: Bos WhatsApp Blak-blakan Lebih Pilih Ponsel Android Ketimbang iPhone, Apa Alasannya?

BERITA TERKAIT

Buruknya nilai DCI Indonesia terbukti beberapa saat setelah Microsoft merilis hasil riset tersebut.

Akun sosial media Microsoft dibanjiri oleh kecaman ataupun kalimat-kalimat yang tidak sopan lainnya dari netizen Indonesia sehingga memaksa Microsoft untuk mematikan kolom komentar yang ada.

Baca juga: Ngetes Peforma IP67 di Samsung Galaxy A72, Tetap Nyala Setelah Dipaksa Berenang di Akuarium

Hal yang sama juga terjadi dalam kasus tuduhan kecurangan yang melibatkan Gotham Chess dan Dadang Subur alias Dewa_Kipas.

Akun Youtube Gotham Chess diserbu komentar-komentar negatif dari netizen Indonesia, sehingga memaksa akun YouTube Gotham Chess untuk membatasi akses dari warganet Indonesia.

Dari laporan tersebut, masyarakat terkesan melupakan nilai-nilai etika yang ada dalam ruang fisik ketika berinteraksi di ruang siber.

Etika dan kesopanan yang biasanya muncul di ruang fisik menjadi hilang ketika interaksi dilakukan lewat teks yang ada di gadget masing-masing.

Salah satu sebabnya karena masyarakat belum memahami dengan baik bagaimana menjadi masyarakat digital (digital citizen) yang baik.

Karenanya, kesadaran masyarakat mengenai keamanan siber dan etika bermasyarakat secara digital perlu ditingkatkan sebagai pondasi fundamental dalam terciptanya ruang siber yang aman dan nyaman di Indonesia.

Anton Setiyawan, Juru Bicara dari Badan Siber dan Sandi Negara berharap platform Digital Citizenship Indonesia ini bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia.

“Mudah-mudahan dengan platform ini kita bisa maksimalkan dan kita bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa ini,” ujarnya.

Harry Sufehmi, founder Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menyatakan, Digital Citizenship Indonesia adalah peluang yang sangat bagus untuk bergotong-royong bersama membuat panduan bagi banyak orang mengenai etika digital.

“Secara komprehensif etika digital saya belum tahu ada, dan saya rasa ini peluang yang sangat bagus untuk kita garap bersama-sama sehingga bisa menjadi panduan bagi banyak orang,” ujarnya.

"Dengan menjadi digital citizenship yang baik, kita tidak hanya membuat dunia siber menjadi lebih nyaman dan aman tapi juga akan memungkinkan kita untuk bisa memanfaatkan dan sukses di dunia yang baru ini," kata Harry.

Ismail Fahmi, founder Drone Emprit menekankan pentingnya pembelajaran digital citizenship di masyarakat. 

“Mudah-mudahan kita bisa berkolaborasi bersama di digitalcitizenship.id, dan kita ramai-ramai gunakan itu, sebagai suatu kontribusi kita bersama,” ujarnya.

Alex Budiyanto dari Cloud Computing Indonesia menegaskan, perlu kolaborasi banyak pihak untuk bergotong-royong bersama berkontribusi untuk memperbaiki literasi keamanan siber dan juga etika di ruang siber agar Digital Citizenship Indonesia sukses.

Alex mengajak sebanyak mungkin pihak mendukung dan berkolaborasi dalam pengembangan materi pembelajaran Digital Citizenship Indonesia ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas