Netizen Soroti Desain Istana Ibu Kota Negara Baru, Kok Mirip Panggung DWP?
Netizen komentar dan menilai rancangan desain ini mengingatkan dengan salah satu panggung festival musik Djakarta Warehouse Project atau DWP.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) baru saja mengumumkan desain Istana Negara untuk Ibu Kota baru di Kalimantan Timur.
Desain gedung megah itu memiliki bentuk menyerupai burung garuda yang tampak gagah sebagai lambang negara Indonesia. Burung Garuda itu tercermin dari bangunan yang memilki kepala di bagian tengah atasnya disertai kedua sisi yang menyerupai sayap.
Namun, alih-alih menetapkan desain yang elegan dan futuristik, bangunan itu justru menimbulkan pro-kontra dari sejumlah pelaku kesenian dan tentu sang netizen maha benar.
Rancangan desain istana untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru itu diketahui akan dibangun di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Di lokasi itu pula terdapat titik nol IKN yang sudah diletakkan batu pertama menampilkan burung garuda raksasa.
Menteri PPN/ Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan di lokasi gedung itu akan dilakukan peletakkan batu pertama atau ground breaking oleh presiden akan mulai setelah semua master plan dan detail plan sudah siap.
Baca juga: Istana Presiden di IKN Ingin Dibangun Tahun Ini, Ekonom: Utamakan APBN Untuk Tangani Pandemi
Mengenai filosofi, bangunan istana berbentuk burung garuda itu ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan kuat. Ada delapan tema filosofis yang diterapkan dalam bangunan itu.
Baca juga: Bappenas: Pembangunan Istana Kepresiden di Ibu Kota Baru Dimulai Tahun Ini
Kedelapan tema itu adalah kondisi alam, semboyan bhinneka tunggal ika, terhubung, aktif, mudah akses, rendah emisi karbon, sirkuler, aman dan terjangkau, nyaman, dan efisiensi teknologi.
Selain itu bangunan itu merupakan representasi peluang ekonomi yang kuat dan menyeluruh bagi semua.
Salah satu wujud dari tema utama pembangunan istana ini adalah masyarakat bisa menjangkau dengan transportasi umum dalam 10 menit. Selain itu, desainnya juga berada dalam kawasan hutan lindung dengan 75 persen lingkungan alami yang terbuka dan mengelilingi gedung.
Bahkan, desain ini diklaim akan mendorong IKN menjadi kota layak huni terbaik dunia dan bukti bahwa pemerataan pembangunan tidak hanya berfokus di pulau jawa.
Tuai kritik dari asosiasi profesional arsitektur
Namun, desain gedung istana menuai kontroversi dari lima asosiasi profesional arsitektur.
Lima asosiasi yang memprotes adalah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Landskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perancangan Wilayah dan Kota (IAP).