Djarum, Emtek dan Sinar Mas di Belakang Rencana Go Public Grab Senilai USD 40 Miliar
Grab, mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan masa sebelum pandemi dengan meraih Gross Merchandise Value (GMV) USD 12,5 miliar selama 2020.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Subyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaaan startup raksasa pada akhirnya akan menawarkan sahamnya ke publik lewat skema penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Hal itu juga segera dilakukan Grab, salah satu startup transportasi yang beroperasi di Indonesia dan Asia Tenggara.
Perusahaan superapp Asia Tenggara, Grab, mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan masa sebelum pandemi.
Mereka berhasil mencapai Gross Merchandise Value (GMV) USD 12,5 miliar selama 2020.
Capaian ini menjadi momentum bagi Grab untuk melanjutkan proses transformasinya, termasuk rencana go public di bursa Amerika.
Grab baru saja mengumumkan rencana go public di NASDAQ melalui kolaborasi dengan special purpose acquisition company (SPAC) dengan Altimeter, investor ternama di Amerika Serikat, senilai USD 40 miliar (sekitar Rp 581 triliun).
Baca juga: Grab for Business, Solusi Baru Grab Bagi Pelaku Bisnis di Tengah Pandemi
Angka tersebut memecahkan rekor penawaran ekuitas dari perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika.
Dalam beberapa bulan kedepan, Grab pun akan menjadi perusahaan publik.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Berkolaborasi Optimalkan Belanja Online Selama Ramadhan
Rencana ini didukung sejumlah nama besar di kalangan investor global dan juga dari sovereign wealth funds terkemuka.
Dalam kicauan di Twitter pada hari kesepakatan tersebut diumumkan, Chris Conforti, partner di Altimeter, mengatakan, "Kesepakatan ini didukung oleh “pemegang saham (cap table) terbaik yang pernah saya lihat dari 100 perusahaan yang saya cermati dan telah menjalani proses IPO.”
Baca juga: Ramadan, Blibli.com Gulirkan 2 Kategori Baru Fashion Muslim dan Perhiasan Emas-Logam Mulia
Sederhananya, cap table adalah tabel yang menjelaskan perjalanan kepemilikan dari para pemegang saham di suatu perusahaan.
Yang menarik adalah partisipasi tiga konglomerat terbesar Indonesia dalam penggalangan dana senilai USD 4 miliar ini.
Berdampingan dengan nama-nama seperti BlackRock, Fidelity, dan Mubadala; ada Djarum, keluarga Sariaatmadja pemilik Emtek, dan Sinar Mas di antara mereka.