Grab Jadi Investor Emtek, Mungkinkah Ovo dan Dana Bersinergi?
Sebelum dengan Grab, Ovo lebih dulu menempel di Tokopedia sebagai alat pembayaran elektronik untuk transaksi online.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elang Mahkota Teknologi atau Emtek baru saja mendapat suntikan dana dari startup ride hailing Grab dalam rangka perluasan bisnis di sejumlah sektor.
Pelaku pasar pun berspekulasi jika bergabungnya Grab sebagai investor Emtek akan berpenga pada dompet digital miliknya Dana bakal bergabung dengan Ovo.
Dana memang masih berafiliasi dengan Emtek sebagai e-wallet sejak 2017 lalu. Sementara Ovo merupakan dompet digital milik Lippo Group yang berpartner dengan Grab sejak 2018 silam.
Meskipun dalam keterbukaan informasi yang disampaikan melalui situs resmi Grab, bursa pihak perusahaan menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara penyuntikan modal ini dengan spekulasi liar yang berkembang di pasar.
Baca juga: Djarum, Emtek dan Sinar Mas di Belakang Rencana Go Public Grab Senilai USD 40 Miliar
Tapi, kabar ini tetap menarik untuk ditelisik lebih jauh karena tidak menutup kemungkinan
Bisnis startup di Indonesia saat imemang sangat dinamis dan sulit ditebak. Sebelumnya, Gojek juga sempat dikabarkan bakal merger dengan Grab untuk menjadi pemimpin ride hailing apps di Indonesia.
Baca juga: Tiga Perusahaan Indonesia Jadi Investor Grab, Bukti Startup Anthony Tan Ini akan Jadi Super Apps
Namun karena satu dan lain hal seperti permasalahan persaingan usaha, isu tersebut pun hanya menjadi kabar burung.
Bahkan, rumor pun berkembang soal rencana merger Gojek dengan Tokopedia terjadi dan bertransformasi menjadi GoTo. Atas kabar burung itu banyak yang bertanya bagaimana nasib Ovo yang sudah menjadi partner strategis Grab?
Sebelum dengan Grab, Ovo lebih dulu menempel di Tokopedia sebagai alat pembayaran elektronik untuk transaksi online.
Baik Grab maupun Tokopedia sama-sama memiliki saham di dompet digital yang sebelumnya dimiliki oleh Group Lippo ini.
Grab tak mau kalah, walau suntikan modal ke EMTK hanya membuatnya memegang kurang dari 5 persen saham perusahaan konglomerat media dan teknologi tersebut setidaknya ini menjadi salah satu langkah mempertahankan posisi untuk melawan hegemoni GoPay yang selama ini masih menjadi yang terpopuler dan banyak digunakan.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi digital tahun ink bakal tumbuh 32 Persen dibanding tahun lalu menjadi 18,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 267,8 triliun.
Dari besaran nilai transaksi itu, selama ini didominasi oleh empat uang digital tadi yakni GoPay, Ov, Dana dan LinkAja mendominasi penggunaan dompet digital di Tanah Air.