Gerak Cepat, Smartfren Akuisisi Moratelindo untuk Garap Jaringan 5G di Indonesia
Melalui akuisisi itu, Smartfren memborong saham 20,5 persen dari total modal yang ditempatkan Moratelindo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operator seluler Smartfren tampaknya tak mau ketinggalan unntuk segera menggarap jaringan 5G di Indonesia.
Baru-baru ini, langkah progres operator seluler milik Lippo Grup itu dilakukan melalui anak usahanya, PT Smart Telecom (Smartel) yang mengakusisi saham milik penyelenggara infrastruktur jaringan serat optik, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo).
Baca juga: Tak Perlu Ganti Sim Card, Ini Cara Atur Koneksi 5G Pada Smartphone Samsung
Melalui akuisisi itu, Smartfren memborong saham 20,5 persen dari total modal yang ditempatkan Moratelindo. Sedangkan nilai pembelian sahamnya sendiri ditaksir sebesar Rp 360 miliar.
Langkah Smartfren yang membiayai modal ini sepertinya menegaskan bahwa operator itu serius untuk menggelar layanan 5G di Indonesia. Sebab, pengadaan jaringan 5G yang membutuhkan infrastruktur dan biaya yang besar dibutuhkan kolaborasi yang pas sebelum hal itu dilakukan.
Baca juga: Oppo Rilis Find X3 Pro 5G Hari Ini, Tawarkan Kecanggihan Kamera dan Sensasi Layar 1 Miliar Warna
Sebelumnya, Smartfren sudah mengisyaratkan bahwa operator sedang bersiap melakukan penggabungan usaha alias merger dengan Moratelindo untuk memuluskan penggelaran layanan 5G di Indonesia.
"Para pihak dalam perjanjian meyakini akan terjadi sinergi dalam kegiatan operasional antara Smartfren, Smartel, dan Moratelindo sehingga berdampak positif pada kinerja, kondisi keuangan konsolidasi, dan kelangsungan usaha Smartfren," kata manajemen, dalam surat yang ditandatangani oleh Antony Susilo selaku Direktur Keuangan Smartfren, Jumat (28/5/2021) lalu.
Dengan kepemilikan saham tersebut, Smartfren akan menjadi pemegang saham minoritas di Moratelindo. Sementata mayoritas kepemilikan saham Moratelindo masih dipegang oleh PT Candrakarya Multikreasi (CKM) dan PT Gema Lintas Benua (GLB).
Saat ini, CKM dan GLB menggenggam kepemilikan masing-masing 57,5 persen dan 42,5 persen.
"Smartel akan menjadi pemegang saham minoritas, tidak menjadi pemegang saham pengendali, dan tidak menempatkan pengurus di Moratel," kata Manajemen Smartfren dalam keterangannya, Kamis (3/6/2021).
Selanjutnya, baik Smartfren dan Moratelindo akan menyelesaikan penyertaan saham ini, syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian harus terpenuhi terlebih dahulu. Salah satunya adalah persetujuan dari para pemegang saham masing-masing pihak.
Aksi Merger Smartfren untuk gelar 5G beluma lama ini juga diungkapkan Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys. Merza telah mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah bersiap merger dengan Moratelindo. Rencana penggabungan usaha ini disebut akan memuluskan penggelaran layanan 5G Smarfren di Tanah Air.
Alasan dipilihnya Moratelindo adalah perusahaan itu dinilai andal dalam mengatasi tantangan penggelaran layanan 5G di Indonesia, yaitu soal ketersediaan kapasitas jaringan penghubung ke semua pemancar. Moretalindo sendiri juga memiliki produk layanan internet fiber optik yakni Oxygen yang sudah banyak di area residensial Jabodetabek.
Di samping itu, Merza juga mengatakan, dengan adanya merger, ke depannya diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi di antara Smartfren dan Moratelindo.