Mark Zuckerberg Sebut Tuduhan Frances Haugen Tidak Masuk Akal
CEO Facebook Mark Zuckerberg, merilis sebuah pernyataan pada Selasa malam yang berisi bantahan atas tuduhan negatif yang menyudutkan perusahaannya
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Dalam menghadapi gejolak yang melanda Facebook beberapa hari terakhir, Co-creator dan CEO Facebook Mark Zuckerberg, merilis sebuah pernyataan pada Selasa malam yang berisi bantahan atas tuduhan negatif yang menyudutkan perusahaannya.
Dalam postingan 1.300 kata di laman Facebook miliknya, Zuckerberg menguraikan berapa banyak tuduhan yang telah menyudutkan platform raksasa yang didirikannya itu sebagai dampak dari kesaksian pelapor Frances Haugen yang ia sebut palsu.
Zuckerberg bahkan melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa klaim tersebut mengecewakan dan tidak masuk akal.
Ia menegaskan bahwa jejaring sosial itu sangat peduli dengan masalah terkait keselamatan, kesejahteraan dan kesehatan mental.
Tentu saja apa yang disampaikan Zuckerberg ini bertentangan langsung dengan kesaksian Haugen yang menyatakan bahwa produk Facebook telah menyebabkan banyak kerugian bagi para penggunanya.
"Saya yakin produk Facebook merugikan anak-anak, memicu perpecahan, dan melemahkan demokrasi kita," kata Haugen.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (6/10/2021), postingan Zuckerberg membantah keras kritik yang tengah menyoroti perusahaannya bahwa mereka telah memicu perpecahan, mengabaikan penelitian kesehatan mental demi keuntungan, tidak mencoba menghentikan konten berbahaya, dan berbahaya bagi anak-anak serta remaja.
Baca juga: Tuding Facebook Sesatkan Publik, Frances Haugen Bersaksi di Depan Senat AS
Apa yang paling menonjol dari postingan tersebut adalah bahwa Zuckerberg tidak hanya menyangkal bahwa masalah ini benar-benar ada, namun ia membuat poin untuk menyoroti bagaimana Facebook telah berkontribusi membantu pada setiap bidang.
Berikut isi postingan Zuckerberg untuk membantah tudingan Frances Haugen.
'Inti dari tuduhan ini adalah gagasan bahwa kami memprioritaskan keuntungan di atas keselamatan dan kesejahteraan, itu tidak benar. Misalnya, satu langkah yang dipertanyakan adalah saat kami memperkenalkan perubahan Interaksi Sosial yang Bermakna ke Umpan Berita. Perubahan ini menunjukkan lebih sedikit video viral dan lebih banyak konten dari teman dan keluarga, yang kami tahu itu mengindikasikan bahwa orang-orang hanya menghabiskan lebih sedikit waktu di Facebook, namun penelitian kami menunjukkan bahwa itu adalah hal yang tepat untuk kesejahteraan orang. Apakah itu sesuatu yang membuat sebuah perusahaan hanya berfokus pada keuntungan dibandingkan yang orang akan lakukan?'.
Di akhir postingannya, Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook pun tidak bertanggung jawab atas kebijakan itu sendiri.
Ia mengklaim pemerintah perlu turun tangan dan mengatur perusahaan dengan lebih baik.
Dirinya juga mengatakan bahwa ia telah menyampaikan saran terkait bagaimana itu bisa dan harus dilakukan.
"Mirip dengan menyeimbangkan masalah sosial lainnya, saya tidak percaya perusahaan swasta harus membuat semua keputusan sendiri. Itu sebabnya kami telah menganjurkan untuk peraturan internet yang diperbaharui selama beberapa tahun dari sekarang," tulis Zuckerberg.
Baca juga: Facebook dan Whatsapp Error Jadi Berkah Buat Telegram, Penggunanya Bertambah 70 Juta
Ia pun mengaku telah memberikan kesaksiannya di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) dan meminta para pejabat negara untuk memperbaharui regulasi terkait isu ini.
"Saya telah bersaksi di Kongres beberapa kali dan meminta mereka untuk memperbaharui peraturan ini. Saya telah menulis opini yang menguraikan bidang peraturan yang menurut kami paling penting terkait dengan pemilihan, konten berbahaya, privasi, dan persaingan," tegas Zuckerberg.
Setelah kekacauan menghantam Facebook selama 3 hari berturut-turut, ia menegaskan bahwa kasus ini bergulir hampir sebulan setelah mencuatnya laporan investigasi The Wall Street Journal yang menyoroti berbagai masalah yang muncul sebagai dampak dari platform media sosial.
Dokumen internal Facebook yang dikutip oleh publikasi ini disediakan Haugen, yang telah mengundurkan diri dari Facebook pada Mei lalu.