Tahun Depan, Kripto dan Mobile Banking Diprediksi Jadi Target Utama Serangan Siber
Dalam laporan terbarunya, Palo Alto Networks juga mengungkapkan lima prediksi keamanan siber di tahun 2022.apa saja?
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi mempercepat digitalisasi. Di sisi lain, para penjahat siber juga terus berkembang.
Serangan ransomware mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mengancam ribuan organisasi di seluruh dunia dan bahkan menyandera infrastruktur penting.
Mereka semakin canggih dalam melakukan serangan siber dengan menargetkan berbagai perusahaan dari berbagai industri.
Baca juga: Mau Investasi Kripto, Solana Layak Dipertimbangkan di 2022, Catat Juga Risikonya
“Survei terbaru kami menemukan, perusahaan di Asia-Pasifik menjaga keamanan data secara komprehensif sebagai tantangan teratas. Terlebih saat memperluas kemampuan karyawan bekerja dari rumah,” jelas Field Chief Security Officer Palo Alto Networks Asia Pacifik dan Jepang, Ian Lim, dalam keterangannya, awal pekan ini.
Dalam laporan terbarunya, Palo Alto Networks juga mengungkapkan lima prediksi keamanan siber di tahun 2022.
Baca juga: Aksi Jual Imbas Larangan Perdagangan Kripto di China Mereda, Harga Bitcoin ke Level 49.000 Dolar AS
Pertama, meroketnya mata uang kripto seperti bitcoin. Saat ini mendorong cara baru penjahat siber dalam melakukan serangan siber di tahun mendatang.
Sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi menawarkan anonimitas dan perlindungan identitas penjahat siber. Apalagi mata uang tidak terikat dengan bank sentral. Walhasil, sulit bagi regulator melakukan pelacakan.
Kedua, dengan semakin kaburnya batas antara fisik dan digital, siapa atau apa yang kita percayai akan semakin mempengaruhi keamanan siber kita. Penyerang siber sekarang memiliki ruang gerak yang semakin luas.
Ketiga, perekonomian API (application programming interface) mendorong era baru dari penipuan dan eksploitasi digital. Ketergantungan yang lebih besar pada layanan digital menghadirkan lebih banyak peluang bagi penjahat siber dalam melakukan pencurian identitas, penipuan, dan pengumpulan data yang tidak sah.
Baca juga: CSIRT, Upaya BSSN Kuatkan Keamanan Siber Indonesia
Keempat, penyerang akan menargetkan infrastruktur digital penting dari negara-negara. Akan muncul berbagai serangan yang semakin besar dan berani di tahun-tahun mendatang.
Kelima, tenaga kerja atau karyawan di perusahaan semakin membutuhkan solusi tanpa batas, termasuk solusi keamanan siber. Efek work from home (WFH), solusi untuk mendukung karyawan tentunya semakin diperlukan.
“Bekerja secara remote atau WFH menjadi perluasan dan menjadi pemicu bisnis maupun tim TI untuk mengadopsi teknologi yang dibutuhkan, terutama tentang keamanan informasi,” ujar Country Manager Palo Alto Networks, Indonesia, Adi Rusli.
Kaspersky juga memprediksi hal serupa. Perusahaan keamanan siber ini mengamati kelompok ancaman yang disponsori negara (state sponsored). Mereka menargetkan industri cryptocurrency di tahun 2022.
Laporan ‘Cyberthreats to Financial Organizations in 2022’ Kaspersky, menyatakan pelaku kejahatan siber juga tidak ingin tertinggal di belakang dan beradaptasi demi mengejar keuntungan. Sama seperti Palo Alto, kripto juga menjadi target serangan berdasarkan penelitan Kaspersky.