Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Bagaimana Menerapkan Konsep EPU untuk Tingkatkan Produktivitas dan Hemat Energi pada Pabrik?

Dalam industri manufaktur, ada dua pilihan dalam pengelolaan energi yang digunakan setiap hari: mengurangi penggunaan atau sebaliknya, membayar lebih.

BizzInsight
zoom-in Bagaimana Menerapkan Konsep EPU untuk Tingkatkan Produktivitas dan Hemat Energi pada Pabrik?
Istimewa
Ilustrasi penggunaan mesin untuk penghematan energi pada pabrik. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam industri manufaktur atau pabrik, ada dua pilihan dalam pengelolaan energi yang digunakan setiap hari: mengurangi penggunaan atau sebaliknya, membayar lebih.

Pengelolaan energi yang kurang baik, terutama dalam penggunaan yang berlebihan, dapat menimbulkan beberapa permasalahan, seperti pencemaran lingkungan, emisi gas rumah kaca, dan perubahan iklim. Di saat yang bersamaan, harga energi pun terus mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. 

Permasalahan di atas membuat berbagai pihak, terutama para stakeholder di industri manufaktur dan pabrik Indonesia, membutuhkan solusi untuk mendorong penghematan energi dengan tetap menjaga produktivitas pabrik. 

Konsep EPU sebagai solusi hemat energi

Sebagai solusi dari masalah tersebut, konsep Energi Per Unit (EPU) dikenalkan ke industri manufaktur dan digadang sebagai solusi penghematan energi di Indonesia. Konsep EPU adalah perhitungan jumlah energi yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu produk. Konsep ini sepenuhnya didorong oleh efisiensi produksi, yaitu produktivitas. 

EPU juga digunakan oleh banyak perusahaan Jepang sebagai solusi hemat energi. Penggunaan konsep EPU ini telah terbukti sukses menghemat energi dan di saat yang bersamaan meningkatkan produktivitas dalam beberapa kasus penggunaan nyata oleh pabrik-pabrik di Jepang.

Dalam penerapannya, konsep EPU memungkinkan asosiasi langsung dari biaya energi dengan aktivitas manufaktur serta memudahkan pabrik untuk membandingkan kinerja produksi antar lini atau bahkan antar pabrik. 

Berita Rekomendasi

Untuk dapat menerapkan konsep EPU sebagai solusi penghematan energi dan meningkatkan produktivitas di pabrik, berikut lima hal penting yang perlu mulai diterapkan.

1) Pengumpulan dan visualisasi setiap data energi

Circuit breaker adalah salah satu contoh produk yang sensitif terhadap harga untuk bersaing. Visualisasi data dapat mendorong penghematan energi dan meningkatkan produktivitas pada lini produksi produk ini.
Circuit breaker adalah salah satu contoh produk yang sensitif terhadap harga untuk bersaing. Visualisasi data dapat mendorong penghematan energi dan meningkatkan produktivitas pada lini produksi produk ini. (Istimewa)

Langkah pertama dalam penerapan EPU adalah visualisasi dari konsumsi energi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data energi dari setiap bagian proses yang dijalankan. 

Dengan melakukan visualisasi konsumsi energi, Anda akan mendapatkan hasil gambaran jelas yang nantinya dapat dianalisa dari ruang produksi, ke lini, hingga ke mesin individual.  

Selain mengumpulkan data energi, informasi tambahan seperti jadwal produksi, data peralatan, data kualitas, dan data kesalahan proses juga dapat menjadi data tambahan yang krusial untuk mengetahui hal-hal seperti kapan energi memuncak ataupun penurunan produksi. 

2) Memantau konsumsi daya motor 

Saat sebuah mesin mengalami masalah, mesin tersebut dapat tetap menyerap sumber daya meski tidak lagi produktif. Contohnya ketika bantalan motor menjadi kering atau rusak, ia mengalami banyak gesekan sehingga mengonsumsi lebih banyak energi.

Untuk menghindari hal tersebut, penting bagi pabrik untuk dapat memahami dan memprediksi kapan sebuah mesin akan rusak. Hal ini dapat dilakukan dengan memantau konsumsi daya motor sebagai indikator kegagalan dan kerusakan mesin.

Dengan memanfaatkan data hasil pemantauan konsumsi daya motor, Anda tidak hanya mendapatkan sebuah solusi sederhana tanpa memerlukan sensor tambahan, namun juga bisa mencapai peningkatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk mengukur efektivitas mesin pada pabrik Anda. 

3) Selalu temukan akar penyebab masalah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika sebuah mesin gagal, ada kemungkinan mesin tersebut tetap menyerap sumber daya dan energi. 

Selain memantau konsumsi daya motor, sebuah pabrik perlu mengetahui basis waktu dari frekuensi pengukuran. Tindakan ini nantinya akan berguna dalam menemukan akar penyebab masalah pada suatu mesin.

Dengan mencari korelasi antara peristiwa, bahkan pada proses dan mesin yang berbeda-beda, maka Anda akan dapat mengungkapkan letak dari permasalahan dengan segera. Hal ini tentunya akan membantu dalam mengambil tindakan untuk menerapkan efisiensi pada waktu kerja mesin, menghemat energi, serta meningkatkan produktivitas.

4) Mengubah perilaku boros para penggunanya

Dalam penghematan energi dan meningkatkan produktivitas, teknologi dan mesin tidak bisa menjadi faktor pendorong satu-satunya. Sumber Daya Manusia (SDM) pun memiliki peranan penting untuk keberhasilan penerapan konsep EPU.

Karenanya, diperlukan komitmen yang kuat dari pabrik dan para SDM-nya dalam bekerja sama untuk mengelola energi menyadari permasalahan yang ada, mengusung prinsip 3R keberlanjutan (Reduce, Reuse, Recycle), serta mengubah perilaku boros dalam penggunaan mesin dan energi, termasuk dengan membagikan data secara luas.

Meski terdengar sederhana, tindakan seperti mematikan lampu saat tidak digunakan, menyesuaikan suhu AC, serta memeriksa kondisi motor dan mesin secara berkala adalah hal-hal yang dapat mendorong penghematan energi di suatu pabrik. 

5) Terapkan konsep e-F@ctory 'menghubungkan semuanya' 

Sebagai bagian EPU, Anda juga perlu mengadaptasi konsep terintegrasi yang dimiliki oleh Mitsubishi Electric, yaitu  e-F@ctory yang berarti  ‘menghubungkan semuanya’. Konsep e-F@ctory adalah konsep terintegrasi untuk membangun sistem manufaktur yang andal dan fleksibel. 

Konsep tersebut memungkinkan pengguna mencapai berbagai aspirasi manufaktur yang didorong oleh informasi dan kecepatan tinggi. 

Konsep e-F@ctory ini diusung oleh Mitsubishi Electric melalui aktivitas solusi mitranya, e-F@ctory Alliance, dan bekerja sama dengan asosiasi jaringan terbuka seperti The CC-Link Partners Association (CLPA) yang memungkinkan pengguna untuk membangun solusi komprehensif berdasarkan prinsip “terbaik di kelasnya” yang luas.

Ringkasnya, e-F@ctory dan e-F@ctory Alliance memungkinkan Anda untuk mencapai manufaktur terintegrasi dengan tetap mempertahankan kemampuan untuk memilih pemasok dan solusi yang paling optimal untuk pabrik Anda. 

Dalam rangka mempermudah industri manufaktur dan pabrik di Indonesia untuk menerapkan konsep EPU dan e-F@ctory, PT Mitsubishi Electric Indonesia hadir dengan berbagai produk Factory Automation (Otomatisasi Pabrik) yang akan membantu Anda, para pelaku di industri manufaktur dan pabrik, dalam penghematan energi serta meningkatkan produktivitas.

Untuk memenuhi kebutuhan pabrik yang begitu beragam, Mitsubishi Electric menghadirkan produk pemantauan daya dengan performa dan keandalan tinggi yang cepat serta akurat. 

Selain itu, terdapat juga berbagai perangkat pendukung penghematan energi yang dapat menjadi solusi untuk visualisasi energi di pabrik Anda. 

Mulai dari unit pengukur energi, server pengumpul data hemat energi, hingga engineering software, seluruhnya dihadirkan oleh Mitsubishi Electric sebagai bagian dari lini produk Factory Automation yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas serta mendorong penghematan energi di pabrik Anda.

Tak semua orang merupakan ahli energi. Inilah mengapa Mitsubishi Electric telah mengemas teknologinya cerdas, siap pakai, dan solutif! Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk Factory Automation, kunjungi situs resmi Mitsubishi Electric Indonesia.

Penulis: Anniza Kemala | Editor: Bardjan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas