Potensi Nilai Ekonomi Digital Capai 146 Miliar Dolar AS di Tahun 2025
Ekonomi digital di Indonesia kian ramai dengan besar potensi nilai mencapai 146 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Trinunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonomi digital di Indonesia kian ramai dengan besar potensi nilai mencapai 146 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Meskipun Indonesia telah memiliki 2.319 startup, 1 decacorn dan 7 unicorn namun masih banyak ruang bagi soonicorn untuk bertumbuh.
Hal itu dikemukakan Pendiri Narasi & Head Mentor Indonesia Digital Tribe (IDT) Najwa Shihab dalam keterangannya, Senin (17/1/2022).
Baca juga: lndustri Digital Kian Tumbuh, Dentsu Indonesia Sebut Lima Tren Utama di 2022
Menurut Najwa, movement talenta digital yang berbeda karena membidik beragam sektor.
“Selain e-commerce, yang memang diminati banyak audiens, kami juga menargetkan sektor Pendidikan, Perikanan, Kesehatan, Agriculture, Fintech, Logistik dan Socialpreneur untuk dapat dikembangkan secara kolaboratif,” katanya.
Sektor yang diminati itu memiliki captive market yang masih dapat dikembangkan.
“Berbagai solusi diharapkan dapat hadir melalui usaha rintisan berbasis teknologi yang diusung oleh anak-anak muda,” lanjutnya.
IDT merupaka gerakan inisiatif dari Kementerian BUMN melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI), Telkom Indonesia, Bank Mandiri, bersama Kemendikbudristek dan Narasi.
Baca juga: Pesantren Darunnajah Jakarta Bersinergi dengan Kemenparekraf Wujudkan Program Santri Digitalpreneur
Seluruh sektor dalam IDT dimaksudkan membangun sebuah ekosistem yang solid.
Aspek perikanan dan agrikultur misalnya, merupakan contoh sektor utama dalam laju perekonomian yang dapat diperdagangkan di e-commerce.
Keterlibatan para socialpreneur pun diharapkan setidaknya mampu menyumbang perspektif terhadap upaya yang lebih luas dalam mengentaskan berbagai permasalahan sosial hari ini.
“IDT dikemas sedemikian rupa, guna memastikan pengetahuan di bidang kewirausahaan, teknologi, dan kreatif tidak berjalan sendiri-sendiri. Seluruh sektor dipertemukan secara berimbang dan saling menggenapi," ujar Najwa.