Bukan Falcon 9 yang akan Tabrak Bulan, Elon Musk Bisa Bernafas Lega
roket China kuno lah yang kini diprediksi akan mengancam bulan, lantaran roket tersebut masuk dalam zona jalur tabrakan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Elon Musk sepertinya bisa sedikit bernafas lega, setelah sebelumnya beredar rumor yang membuat warganet heboh terkait roket Falcon 9 milik SpaceX.
Roket Falcon 9 sebelumnya ramai dikabarkan akan menghantam Bulan pada 4 Maret 2022 mendatang.
Melansir dari laman Space, prediksi tersebut berubah setelah Bill Gray, astronom dan pelacak asteroid mengakui kesalahan pada pengamatannya. Dalam pengumumannya pada Sabtu (12/2/2022), Gray menyatakan bahwa saat ini roket Falcon 9 masih berada di zona aman.
Baca juga: NASA Tunda Peluncuran Roket ke Bulan, Apa Penyebabnya?
Sementara itu roket China kuno lah yang kini diprediksi akan mengancam bulan, lantaran roket tersebut masuk dalam zona jalur tabrakan.
Diketahui Gray telah lama mengamati pemindaian langit untuk asteroid yang berpotensi berbahaya dan mengancam keamanan Bumi. Dalam pantauannya pada 2015 silam, terlihat adanya pergerakan objek asing yang diperkirakan akan menabrak Bulan.
Pantauan tersebut Gray dapatkan dari data milik Catalina Sky Survey yang diambil dengan menggunakan sebuah program teleskop di dekat Tucson, Arizona.
Awalnya objek tersebut diprediksi sebagai sampah alami yang berasal dari luar angkasa, namun setelah dipantau secara detail, Gray dan tim memastikan bahwa benda tersebut merupakan objek buatan manusia karena posisinya yang mengorbit pada Bumi. Objek ini lantas diberi nama sebagai WE0913A.
Dengan beberapa petunjuk yang Gray terima dari email karyawan Jet Propulsion Laboratory NASA, yang selama ini bertugas untuk melacak misi luar angkasa aktif. Akhirnya terbukti bahwa Falcon 9 melewati Bulan selang dua hari peluncuran DSCOVR dan lintasannya pun tidak mengarah mendekati Bulan.
Setelahnya Gray melakukan pengecekan pada Chang'e 5-TI buatan China yang diluncurkan pada Oktober 2014 lalu dengan menggunakan roket Long March 3C. Dari hasil rekonstruksi yang dilakukan Gray, roket China inilah yang terbukti mengancam Bulan.
Baca juga: Gara-gara Kapal Pesiar, SpaceX Kembali Membatalkan Peluncuran Roket
“Saya pikir kami kini memiliki rantai bukti yang sangat kuat. Dengan melihat kembali, ternyata kini jadi masuk akal karena roket tersebut berakhir dengan orbit yang melewati bulan, tepat setelah peluncuran," jelasnya.
Meski tak menimbulkan dampak yang signifikan, namun adanya tabrakan ini dikhawatirkan akan mencemari bulan dengan mikroba hidup atau molekul di masa depan. Sehingga dapat membuat kontaminasi biologis yang dibawa roket Bumi pada Bulan.