Peneliti Manfaatkan Google Maps untuk Melacak Pergerakan Warga Ukraina hingga Pasukan Militer Rusia
Tim Peneliti memanfaatkan gabungan antara Google Maps dan citra radar untuk melacak pergerakan pasukan militer Rusia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Peneliti memanfaatkan gabungan antara Google Maps dan citra radar untuk melacak pergerakan pasukan militer Rusia.
Hal itu dilakukan juga untuk memberi informasi mengenai invasi Rusia ke Ukraina sebelum publik mengetahui situasi yang sedang terjadi.
Seorang profesor di Institut Studi Internasional Middlebury California, Dr. Jeffrey Lewis melakukan pemantauan lalu lintas di dekat perbatasan Ukraina dan melihat keadaan sangat buruk terjadi pada pukul 03:15 waktu setempat.
Baca juga: Saat Konflik dengan Ukraina Memanas, Rusia Justru Berencana Gelar Forum Mining dan Crypto
Melihat hal ini, dia tahu itu bukanlah kemacetan yang biasa terjadi. Lewis dan murid-muridnya melihat “kemacetan” di wilayah tersebut pada Rabu (23/2/2022) lalu, atau tepat sebelum dimulainya invasi Rusia.
Tim peneliti ini hanya memeriksa Google Maps setelah melihat tank Rusia dan kendaraan militer lainnya berada di dekat lokasi yang sama dalam gambar radar yang diambil oleh pengamat Bumi Capella Space.
“Di masa lalu, kami akan mengandalkan seorang reporter untuk menunjukkan kepada kami apa yang terjadi di lapangan. Dan hari ini, Anda dapat membuka Google Maps dan melihat orang-orang melarikan diri dari Kyiv,” kata Dr. Jeffrey Lewis, yang dikutip dari Theverge.com, Senin (28/2/2022).
Untuk melacak kondisi lalu lintas, Google Maps menggunakan data real-time dari smartphone. Dalam sebuah utas di Twitter, Lewis menduga lalu lintas padat yang dicatat Google kemungkinan bukan berasal dari tentara Rusia yang membawa ponsel mereka, namun diambil dari ponsel warga sipil Ukraina yang terjebak di jalan-jalan.
Setelah pasukan Rusia mulai memasuki Ukraina, Google Maps menunjukkan penutupan jalan di kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv bersamaan dengan layanan kereta bawah tanah yang dihentikan di seluruh kota.
Belum jelas, apakah Google Maps juga menyediakan peringatan SOS atau pemberitahuan yang memperingatkan pengguna yang berada di lokasi tersebut.
Baca juga: Apa itu SWIFT? Sanksi yang Disebut Bisa Menghancurkan Ekonomi Rusia Sekaligus Hentikan Perang
Namun, Google Maps memang menampilkan informasi mengenai stasiun kereta bawah tanah yang digunakan sebagai tempat berlindung.
Insinyur keamanan andalan Google Damian Menscher menunjukan penggunaan Google Maps melonjak di Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia.
Google Maps tampaknya telah menjadi alat yang digunakan oleh warga sipil dan tentara lapangan di Ukraina, serta orang luar yang berusaha melacak situasi yang terjadi di sana.
Seiring dengan kemajuan media sosial, warga Ukraina dapat menyampaikan informasi yang sedang terjadi kepada ribuan, bahkan jutaan orang di seluruh dunia, yang biasanya dapat diakses oleh orang luar melalui outlet atau media pemberitaan.