Pemerintah AS Sebut Militer Rusia Sebagai Dalang Peretasan Satelit Eropa
Jaringan satelit KA-SAT mengalami gangguan pada tanggal 24 Februari lalu atau saat pertama kali Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan militer Rusia bertanggung jawab terhadap serangan siber pada layanan internet satelit Eropa, yang menyebabkan komunikasi militer Ukraina pada akhir Februari lalu terganggu.
Serangan siber itu mempengaruhi jaringan broadband satelit KA-SAT, milik perusahaan komunikasi AS Viasat.
Jaringan satelit KA-SAT mengalami gangguan pada tanggal 24 Februari lalu atau saat pertama kali Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.
Baca juga: Remaja 16 Tahun Asal Inggris Disebut Jadi Dalang Peretasan Samsung dan Microsoft
Melansir dari Theverge.com, gangguan pada satelit ini mempengaruhi komunikasi Ukraina dan wilayah sekitarnya di Eropa.
Beberapa hari kemudian, Viasat hanya mengeluarkan pernyataan yang menyebut serangan siber sebagai alasan gangguan pada satelitnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pemerintah Ukraina belum memgungkapkan sepenuhnya mengenai dampak gangguan pada satelit komunikasi ini, namun pemadaman listrik diyakini sebagai penyebab gangguan komunikasi pada saat invasi Rusia dimulai.
Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah bekerja sama dengan Dinas Intelijen Ukraina untuk menyelidiki masalah ini, namun belum ada hasil yang diumumkan secara resmi.
Menurut laporan situs berita The Washington Post, seorang pejabat yang tidak ingin diungkapkan identitasnya mengatakan analisis intelijen AS telah menyimpulkan, peretas militer Rusia sebagai dalang dari serangan siber pada satelit KA-SAT.
Baca juga: Jerman Peringatkan Adanya Dugaan Peretasan ke Pengguna Anti Virus Kaspersky
Setelah kabar peretasan pada satelit ini muncul, Badan Keamanan Siber AS (CISA) dan FBI mengeluarkan peringatan adanya kemungkinan ancaman terhadap jaringan AS dan internasional, serta menyarankan perusahaan komunikasi untuk segera melapor jika terdapat indikasi serangan siber di perusahaannya.
Presiden AS, Joe Biden juga menyarankan perusahaan swasta AS untuk mengambil tindakan pencegahan tambahan terhadap serangan siber dan mengatakan Rusia sedang bersiap untuk menargetkan AS dalam serangan sibernya.