Barat Tudig Rusia Terlibat dalam Serangan Siber yang Sasar Jaringan Internet Ukraina
Uni Eropa juga menyatakan serangan siber Rusia telah mempengaruhi beberapa negara di Eropa.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat, Kanada dan Uni Eropa mengatakan Rusia menjadi dalang di balik serangan siber besar-besaran terhadap jaringan internet satelit yang membuat ribuan modem offline pada awal perang di Ukraina.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (10/5/2022) kemarin, Dewan Uni Eropa mengatakan serangan digital terhadap jaringan KA-SAT Viasat terjadi bersamaan saat Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina.
UE juga menyatakan serangan siber Rusia telah mempengaruhi beberapa negara di Eropa.
“Serangan siber ini memiliki dampak signifikan yang menyebabkan pemutusan dan gangguan komunikasi tanpa pandang bulu di beberapa otoritas publik, bisnis dan pengguna di Ukraina, serta mempengaruhi beberapa Negara Anggota UE,” kata UE dalam pernyataan itu, yang dikutip dari laman Aljazeera.com.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan hal yang sama, bahwa serangan siber Rusia telah berdampak ke negara-negara Eropa lainnya.
Baca juga: Geram Jadi Korban Siber, AS Tawarkan Jutaan Dolar Bagi yang Berhasil Mengungkap Identitas Geng Conti
“Serangan siber itu dimaksudkan untuk mengganggu komando dan kontrol Ukraina selama invasi, dan tindakan itu memiliki dampak limpahan ke negara-negara Eropa lainnya.” kata Blinken.
Kantor Luar Negeri Inggris memberikan pernyataannya yang mengutip keterangan dari Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss yang mengatakan serangan siber Rusia dilakukan secara sengaja.
Baca juga: Rusia Disebut Ingin Balas Negara yang Menentang Invasi Ukraina dengan Serangan Siber
“Serangan siber adalah serangan yang disengaja dan jahat oleh Rusia terhadap Ukraina.” ujar kementerian itu.
Pusat Keamanan Siber Inggris mengungkapkan, target utama Rusia adalah militer Ukraina, namun serangan ini juga mengganggu pengguna internet di Eropa Tengah.
Sementara pejabat keamanan siber Ukraina Viktor Zhora pada Maret lalu mengatakan sabotase jarak jauh telah menyebabkan gangguan komunikasi saat awal-awal perang dimulai.
Baca juga: Microsoft Ungkap Serangan Siber yang Dilakukan Rusia Terhadap Ukraina
“Sabotase jarak jauh menyebabkan kehilangan besar dalam komunikasi di awal perang,” kata Victor Zhora.
Rusia sendiri secara rutin telah membantah jika pihaknya ikut terlibat dalam serangan siber.
Namun badan-badan intelijen Barat telah memperingatkan kemungkinan adanya serangan siber yang dapat menyebar ke tempat lain dan menyebabkan kerusakan pada jaringan komputer global.
Menjelang invasi Rusia, pada bulan Januari lalu para peneliti menemukan malware dekstruktif yang disebut WhisperGate yang beredar di Ukraina.