Polisi Italia Cegah Serangan Hacker Pro-Rusia Selama Penyelenggaraan Kontes Eurovision
Kepolisian Italia telah menggagalkan serangan peretas kelompok pro-Rusia selama berlangsungnya Eurovision Song Contest di Turin, Italia, Minggu (15/5)
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Kepolisian Italia telah menggagalkan serangan peretas kelompok pro-Rusia selama berlangsungnya Eurovision Song Contest di Turin, Italia, Minggu (15/5/2022),
Kepolisian Italia mengungkapkan selama berlangsungnya kompetisi Eurovision, departemen keamanan siber polisi Italia telah memblokir beberapa serangan siber yang menargetkan infastruktur jaringan oleh kelompok peretas “Killnet” dan afiliasinya “Legion”.
Dilansir dari laman Reuters, polisi Italia juga mengumpulkan informasi dari saluran Telegram kelompok pro-Rusia, untuk mencegah serangan siber lainnya dan mengidentifikasi lokasi geografis serangan.
Baca juga: Serangan Siber Kian Merajalela, Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik Jadi Incaran Peretas
Pada Rabu (11/5/2022) lalu, Killnet mengklaim telah melakukan serangan siber pada beberapa situs lembaga Italia, termasuk Senat, Majelis Tinggi Parlemen Italia dan Institut Kesehatan Nasional (ISS).
Ketua Senat Italia Elisabetta Casellati melalui akun Twitter-nya mengatakan, walaupun serangan peretas itu tidak menyebabkan kerusakan apa pun, namun insiden tersebut tidak bisa diremehkan.
“Ini adalah insiden serius, yang tidak boleh diremehkan,” tulisnya.
Sementara itu, grup rap asal Ukraina Kalush Orchestra berhasil memenangkan kontes ini dengan membawakan lagu mereka “Stefania”, yang dinyanyikan dalam bahasa Ukraina dan merupakan lagu yang memadukan unsur rap dengan musik tradisional Ukraina.
Baca juga: Geram Jadi Korban Siber, AS Tawarkan Jutaan Dolar Bagi yang Berhasil Mengungkap Identitas Geng Conti
Sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari lalu, pihak Barat telah meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya serangan dunia maya pada sistem dan infrasturktur IT mereka. Rusia berulang kali membantah pihaknya terlibat dalam serangan siber.