Penggunaan PayLater untuk Berbelanja Online Mengalami Peningkatan di 2022
Menurut survei dari Kredivo bersama Katadata Insight Center, pada 2021 penggunaan PayLater hanya 28 persen. Kemudian pada 2022 terjadi peningkatan
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan PayLater untuk bertransaksi di eCommerce pada 2022 mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2021.
Menurut survei dari Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC), pada 2021 penggunaan PayLater hanya 28 persen. Kemudian pada 2022 terjadi peningkatan menjadi 38 persen.
Perilaku pembayaran konsumen di eCommerce menurut survei pada Maret 2022 terhadap 3.500 responden, ditemukan penggunaan PayLater ini banyak digunakan oleh masyarakat dengan rentang umum 25-40 tahun.
Baca juga: Gandeng PT Commerce Finance, OK Bank Salurkan Kredit SPayLater
Kemudian persentase penggunaan PayLater banyak dilakukan oleh kalangan laki-laki sebesar 52 persen dibandingkan perempuan yang hanya 48 persen.
Head of Katadata Insight Center (KIC), Adek M Reza mengatakan, dari survei ditemukan alasan terbesar penggunaan platform PayLater karena fleksibilitas dengan pembayaran cicilan dengan porsi 70 persen.
“Publik ini lebih memilih PayLater karena fleksibilitas pembayaran, verifikasi yang mudah dan dapat digunakan dalam kebutuhan mendesak,” kata Adek, Kamis (2/5/2022).
Adek juga menjelaskan, penggunaan PayLater dan juga tren belanja online di wilayah kabupaten dan kota kategori tier 2 dan 3 mengalami peningkatan.
Baca juga: Ramadan, Platform Akulaku Paylater Siapkan Voucher Diskon Belanja di E-Commerce
“Pada 2020 tren belanja online di tier 2 yaitu 28 persen, dan adanya peningkatan di 2021 menjadi 30 persen. Kemudian di tier 3 ada peningkatan sebesar 6 persen pada 2021 dibandingkan 2020 yang 5 persen,” ucap Adek.
VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari menyebutkan, tren penggunaan PayLater dan tren belanja online yang meningkat di tier 2 dan 3 ini menjadi sinyal positif.
“Ini menunjukkan adanya penetrasi digital yang semakin inklusif di wilayah tier 2 dan 3. Kami tentunya akan terus memperluas jangkauan ke wilayah tier 2 da 3 agar dapat memberikan kemudahan transaksi secara online,” ucap Indina.